Peristiwa Daerah

Tari Rejang Kesari Kolosal Warnai Pembukaan Festival Jatiluwih 2019

Sabtu, 21 September 2019 - 22:11 | 159.40k
Para penari kolosal Rejang dalam Festival Jatiluwih 2019. (FOTO: Istimewa)
Para penari kolosal Rejang dalam Festival Jatiluwih 2019. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, TABANAN – Puncak pembukaan acara Festival Jatiluwih 2019 berlangsung meriah diawali dengan Tari Rejang Kesari kolosal yang melibatkan 400 orang penari perempuan.

Para penari ini semua menari di kawasan berdirinya Patung Dewi Sri hingga ke kawasan amphitheater. Tari kolosal ini merupakan simbol ungkapan rasa syukur kepada Dewi Sri yang menjadi simbol kemakmuran dan kesejahteraan

Pentas kesenian yang dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerja Sama Pariwisata I Gde Pitana, Asisten Pemerintahan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Bali Ida Bagus Kade Subhiksu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, beserta jajaran lainnya, Sabtu (21/9/2019) di D’Uma Amphitheater Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali. Pembukaan Festival Jatiluwih 2019

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti menyampaikan bahwa Festival Jatiluwih 2019 bertujuan untuk memotivasi masyarakat dan pemerintah agar menjaga alam semesta yang diwariskan Sang Pencipta. Pelestarian lingkungan sangat penting di kawasan Jatiluwih. Terlebih UNESCO telah menetapkan kawasan tersebut sebagai World Heritage.

Para-penari-kolosal-Rejang-dalam-Festival-Jatiluwih-2019-a.jpg

“Harapannya dari Festival Jatiluwih 2019 kita bisa memperkenalkan Jatiluwih secara lebih luas. Melalui festival ini semoga masyarkat bisa lebih mencintai dan menjaga Jatiluwih bersama-sama," kata Wiryastuti.

Ia juga mengajak semua komponen masyarakat yang hadir untuk menjaga kawasan ini sehingga ke depan generasi penerus bisa melihat Jatiluwih sebagai World Heritage kebanggaan Kabupaten Tabanan.

Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerja Sama Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, Festival Jatiluwih 2019 dapat meningkatkan citra Desa Jatiluwih dan Kabupaten Tabanan. Selain itu, festival merupakan sarana promosi yang tepat untuk destinasi wisata. Dengan lokasinya yang ada di desa Jatiluwih, maka festival ini dapat mewujudkan impian pariwisata kerakyatan.

“Kami yakin Festival Jatiluwih 2019 meningkatkan citra destinasi pariwisata yang bervariasi dan berkualitas sehingga ke depannya dapat menjadi top of mind dari destinasi di Bali,” tambah Pitana.

Sebelumnya, penampilan tari kolosal, juga terdapat penampilan Tari Bungan Sandat Serasi yang merupakan tari sambutan kepada para tamu undangan yang hadir.

Ada pula Okokan Brahma Diva Kencana yang merupakan tarian dari para petani tradisional menggunakan benda seperti gong yang digerakkan hingga mengeluarkan suara.

Pada acara Festival Jatiluwih 2019, wisatawan yang datang dapat terlibat dalam aneka atraksi yang menarik. Mulai dari menonton gelaran kesenian dan budaya, mengikuti workshop, dan mencicipi aneka kuliner tradisional. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES