Peristiwa Daerah

Yudisium IAIN Tulungagung: Sarjana Pendidikan Islam Tidak Akan Menganggur

Jumat, 20 September 2019 - 14:30 | 224.90k
Yudisium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Tulungagung pada Kamis (20/9/2019) (Foto: istimewa)
Yudisium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Tulungagung pada Kamis (20/9/2019) (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, TULUNGAGUNG – Sebanyak 807 calon sarjana mengikuti Yudisium Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Tulungagung, Kamis (20/9/2019) sebelum diwisuda bersama fakultas lain pekan depan. Yudisum diisi ceramah bertema 'Menjadi Sarjana yang Kompetitif di Era Revolusi Industri 4.0'.

Wakil Rektor Bidang Adminstrasi, Perencanaan dan Keuangan IAIN Tulungagung, Saifuddin Zuhri menerima penyerahan 807 calon sarjana dari Dekan FTIK, Binti Maunah. Kepada mahasiswa, Saifuddin berharap ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di kampus agar diamalkan di tengah-tengah masyarakat.

"Masyarakat sangat berharap kiprah sarjana IAIN apalagi pendidikan Islam, dalam mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang menjamur," kata Saifuddin.

Sementara Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan, Ruchman Basori yang didaulat sebagai narasumber tunggal mengatakan jika sarjana pendidikan Islam tidak akan menganggur karena ilmunya sangat dibutuhkan di masyarakat. 

"Banyak peran yang dimainkan dari mulai menjadi guru dalam pengertian yang sebenarnya, ahli agama dan menjadi pemikir untuk memberikan solusi atas problem-problem masyarakat yang komplek," kata alumni FTIK IAIN Walisongo ini.

Agar tak menganggur, Ruchman berharap sarjana baru ini memahami dengan benar pangsa pasar kita yang sudah bergerak memasuki era industri 4.0, salah satunya ditandai dengan kegiatan manufaktur terintegrasi melalui penggunaan teknologi wireless dan big data secara masif.

"Berbagai macam kebutuhan manusia saat ini telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi," terang Kandidat Doktor Universitas Negeri Semarang ini.

TIMES-Indonesia-IAIN-Tulungagung-Yudisium-02.jpg

Kepada calon sarjana, Ruchman mengingatkan secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang 2015-2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis. Sementara ada 65 persen murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada hari ini. 

Meski demikian, ia memastikan di balik ancaman juga ada peluang yaitu era digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru.

"Beberapa jenis model bisnis dan pekerjaan di Indonesia sudah terkena dampak dari arus era digitalisasi misalnya toko konvensional tergantikan dengan model bisnis marketplace dan taksi atau Ojek Tradisional tergeserkan dengan moda-moda berbasis online," katanya.

Ruchman juga menyinggung 5 skills yang pertumbuhan permintaannya akan paling tinggi berdasarkan beberapa sektor industri yaitu Cognitive Abilities, System Skills, Complex Problem Solving, Content Skills dan Process Skills. "Para pendidik alumni PTKI saya yakin mampu menjalankan peran-peran yang dibutuhkan di era revolusi industri ini," tegas Ruchman.

Di kesempatan yang sama, Binti Maunah menyatakan kebanggannya bahwa FTIK adalah fakultas yang paling banyak peminatnya di IAIN Tulungagung. "10 Prodi yang ada selalu membludak peminatnya bahkan kami telah banyak menolak calon mahasiswa karena keterbatasan ruang pembelajaran," kata Binti.

Kepada calon wisudawan IAIN Tulungagung, Binti berharap agar sarjana binaannya berkomitmen tinggi pada prioritas disertai semangat perjuangan dan kerja keras untuk bersaing dengan sarjana-sarjana lainnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES