Peristiwa Daerah

Mengupas Komitmen Sistem Ekonomi Pancasila Era Presiden Jokowi

Jumat, 20 September 2019 - 11:28 | 310.67k
Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia Tigor Mulo Horas Sinaga. (FOTO: Istimewa)
Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia Tigor Mulo Horas Sinaga. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Meningkatnya perekonomian Indonesia di bawah Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak terlepas dari kuatnya komitmen Presiden Jokowi dan para pembantu bidang ekonominya di kabinet dalam menerapkan Sistem Ekonomi Pancasila (SEP).

Sekalipun SEP sudah diketahui masyarakat sejak diperkenalkan oleh Emil Salim dalam artikelnya di harian Kompas 30 Juni 1966, tetapi kemajuan dan kemandirian ekonomi Indonesia yang sesuai SEP baru mulai terasa signifikan sejak lima tahun belakangan.

Menurut Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia Tigor Mulo Horas Sinaga, terdapat dua cara pandang di kalangan para pakar terhadap SEP, pertama, yuridis formal sesuai aplikasi UUD 1945 Pasal 33 yang dilengkapi oleh jiwa Pembukaan UUD 1945 dan diperkaya oleh Pasal 23, 27 ayat 2, 34, dan penjelasan pasal 2 UUD 1945.

Kedua, jalur orientasi, yang menginterpretasikan Sistem Ekonomi Pancasila sebagai sistem ekonomi yang berorientasi pada kelima sila dari Pancasila. 

“Orientasi seperti ini sejalan dengan pandangan bahwa Pancasila merupakan ideologi terbuka, yang artinya nilai dasarnya tetap, tetapi penjabarannya dapat dikembangkan secara kreatif dan dinamis sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia," terangnya, Jumat (20/9/2019).

SEP yang dianggap sebagai sistem ekonomi terbaik di Indonesia itu kini menghadapi sebuah realitas tak terelakkan, yaitu cepatnya perubahan yang dialami dunia bisnis di Indonesia. 

Selain datangnya Revolusi Industri 4.0, hadirnya internet memposisikan dunia bisnis di Indonesia (dan juga secara global) harus berhadapan muka dengan era disrupsi, yang  "memaksa" banyak pelaku bisnis menyesuaikan diri dalam melakukan operasi bisnisnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sektor bisnis konvensional yang ramai-ramai menggunakan metode digital dalam melakukan bisnisnya karena tak ingin tertinggal.

Realitas ini, menurut Horas, secara tak terelakkan membuka celah bisnis yang lebar bagi generasi milenial. Era intermet mendorong generasi milenial untuk berani memulai bisnis "Start-Up." 

"Bisnis start-up adalah bisnis baru yang identik dengan internet, teknologi, web, dan yang berhubungan dengan ranah tersebut. Bisnis ini membutuhkan kreativitas dan inovasi, sangat cocok bagi generasi muda Indonesia," kata Horas.

Pakar politik dan perbankan itu menyebutkan bahwa bisnis start-up memiliki banyak kelebihan dibanding bisnis konvensional.

"Pertama, bisnis start-up tidak butuh lokasi yang strategis; Kedua, pasarnya lebih luas; Ketiga, bisnis ini relatif tidak butuh modal yang besar; Keempat, ilmunya bisa mudah kita akses dari internet; Kelima, bisnis ini membantu konsumen mendapatkan barang lebih mudah dan murah," terang Horas.

Sekjen GO Indonesia itu juga menambahkan bahwa bisnis start-up adalah sebuah keniscayaan bagi generasi milenial di Indonesia. "Saya percaya generasi milenial Indonesia itu kreatif dan berani, jadi ini modal yang besar sekali untuk memulai dan menjalankan bisnis start-up."

GO Indonesia sendiri menginisiasi dan akan menjalankan gerakan 10.000 milenialpreneur yang banyak di antaranya di bidang start-up. 

“Sebagai generasi milenial kita jangan terjebak pada orientasi menjadi pegawai. Dengan segala hormat, tidak salah menjadi pegawai, tetapi jika Tuhan memberi kita bakat berwirausaha sehingga bisa membuka banyak lapangan kerja baru, mengapa kita tidak memaksimalkannya? Kita berdosa di hadapan Tuhan jika mengabaikan bakat kita," kata Horas setelah rapat persiapan acara GO TALK yang akan diselenggarakan di Surabaya pada 21 September esok.

Sistem ekonomi berbasis ideologi Pancasila, menurut Horas, bisa diaplikasikan dengan mendorong bakat-bakat muda Indonesia dalam berwirausaha dan menjalankan bisnis start-up. 

Mantan senior manager di bank Mandiri itu mengaku yakin bahwa cita-cita Presiden Indonesia "Menuju Manusia Unggul" akan dapat terwujud jika generasi milenial negeri ini bersedia belajar dan berani mengembangkan enterpreneurship yang sehat dan terukur.

"Indonesia akan hebat jika generasi milenialnya mau berwirausaha, tidak malas, dan tekun menekuni bidang usahanya. Start-up adalah salah satu bidang yang GO Indonesia usulkan bagi generasi ini demi Indonesia yang lebih baik, demi bangkitnya manusia-manusia Indonesia yang unggul," pungkas Horas berkorelasi antara Sistem Ekonomi Pancasila (SEP) era Presiden Jokowi dalam upaya menghadapi revolusi industri 4.0. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES