TIMESINDONESIA, MOJOKERTO – Di Jawa Timur, makanan onde-onde, identik dengan Mojokerto. Ini karena pelancong bakal mendapati banyak toko-toko yang menjual onde-onde.
Umumnya onde-onde dijual dengan isian kacang hijau dan berwarna kuning kecokelatan. Namun, di tangan Lely Zazillah, warga Desa Beratwetan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, onde-onde tak lagi monoton.
Perempuan berusia 21 tahun tersebut, membuat inovasi unik, yakni onde-onde beragam rasa dan warna. Karena beragam warna Lely menamakannya onde-onde pelangi.
"Onde-onde buatan saya ada lima varian rasa. Onde-onde (berwarna) hijau berisi kacang ijo, onde-onde cokelat berisi cokelat, onde-onde kuning berisi pisang, onde-onde merah muda berisi stroberi dan onde-onde putih berisi keju," katanya Kamis (19/9/2019).
Kepada TIMES Indonesia, Lely menceritakan, mulai membuat onde-onde pelangi sejak tahun 2018 yang lalu. Kala memutuskan untuk keluar dari pekerjaan sebelumnya, Lely kemudian membuka usaha makanan khas Mojokerto, onde-onde. "Saya mengikuti jejak orang tua saya berwirausaha. Ibu saya membuka usaha catering kue basah," ujarnya.
Tidak muluk-muluk, hanya berbekal ilmu membuat kue dari sang ibu, Lely coba-coba membuat onde-onde. Untuk menarik pembeli, Lely pun harus memutar otak.
"Karena dari kecil saya suka cokelat. Saya coba membuat onde-onde dengan isian cokelat. Untuk adonannya serupa dengan onde-onde biasa yakni tepung ketan, gula, dan wijen. Untuk kulitnya saya memberikan warna dengan menggunakan pewarna makanan," jelasnya.
Awalnya, kata dia, dirinya memposting onde-onde pertama buatannya ke media sosial pribadinya. Tak disangka respon dari warganet cukup baik dan positif. "Peminat onde-onde buatan saya cukup banyak. Gak menyangka," ucapnya.
Enam bulan berselang, peminat onde-onde semakin bertambah. Pelanggan onde-onde buatannya sudah merambah hingga Kabupaten Gresik. "Sehari saya mendapat pesanan sekitar 10 kotak. Satu kotak berisi 9 onde-onde pelangi. Sementara saya menggunakan styrofoam untuk kemasannya. Saya membanderol satu kotak onde-onde pelangi dengan harga Rp 10.000," jelasnya.
Perempuan berparas cantik ini mengaku meraup omzet hingga jutaan rupiah dari onde-onde pelangi. "Sebulan sekitar Rp 6 juta. Ke depan saya akan terus menambah variasi rasa dan warna untuk menarik pembeli," ucapnya . (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Mojokerto |