Politik

Swara Oedjoeng Galoeh Rilis Empat Kandidat Terkuat Hasil Konvensi PDIP Surabaya

Rabu, 18 September 2019 - 20:02 | 63.02k
 Pemerhati dan aktivis Swara Oedjoeng Galoeh, Felly Ponto.(Foto: Istimewa)
Pemerhati dan aktivis Swara Oedjoeng Galoeh, Felly Ponto.(Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pemerhati dan aktivis dari Swara Oedjoeng Galoeh (SOG), Felly Ponto menilai giat "Fit and Proper Test" yang dilakukan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Provinsi Jawa Timur layak mendapatkan apresiasi. 

Hal itu karena dua alasan. Pertama, menurut Felly "fit and proper test" mendorong semua yang mendaftar sebagai Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Surabaya melalui PDI Perjuangan membekali dan mengasah kapabilitas diri mereka sebaik-baiknya.

"Alasan kedua, publik bisa mengetahui secara jelas kapabiltas sesungguhnya dari seseorang yang PDIP rekom menjadi calon Wali Kota atau calon Wakil Wali Kota Surabaya. Itu bagus karena transparan, jadi masyarakat bisa lebih percaya pada partai," kata Felly kepada wartawan, Rabu (18/9/2019).

Felly juga memuji DPD PDI Perjuangan Jawa Timur yang menginisiasi konvensi dalam menentukan calon yang akan diusung di Pilkada Surabaya 2020. Hal tersebut menurut Felly, menunjukkan bahwa PDI Perjuangan adalah partai nasionalis yang terbuka dan menjunjung meritokrasi. 

Seseorang akan mendapat rekomendasi partai sesuai dengan kapabiltas dan kesiapannya. Konvensi yang DPD PDI Perjuangan lakukan ini, menurut Felly, seharusnya memicu partai-partai lain untuk melakukan hal yang sama.

Dari nama-nama yang mendaftar di konvensi PDIP, Felly menyebut nama Wisnu Sakti masih berada dalam barisan nama yang terkuat, selain Dyah Katarina, Armuji, dan Sutjipto Joe Angga. Hal itu karena nama-nama tersebut cukup dikenal masyarakat selama ini dan melekat dengan citra PDI Perjuangan Surabaya. 

"Nama Pak Wisnu, Bu Dyah, Cak Armuji, Pak Angga kan sudah dikenal melekat dengan PDIP, mereka kader murni, menurut saya mereka punya kans yang besar," kata Felly.

Menyoroti adanya nama-nama kader parpol lain yang ikut konvensi PDI Perjuangan Jawa Timur, Felly mengatakan hal tersebut karena nama besar PDI Perjuangan merupakan magnet bagi figur-figur yang membutuhkan kendaraan dan mesin politik yang prima. 

“PDIP itu seperti magnet. Wajar kalau banyak yang mau ikut konvensi di PDIP. Ibarat sebuah mobil, mesin PDIP ini yang paling bagus dan nyaris sempurna," ujar relawan Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 lalu itu.

Felly menambahkan, kader-kader parpol lain yang ikut mendaftar di konvensi DPD PDI Perjuangan, merupakan isyarat perasaan tidak percaya diri terhadap partai mereka sendiri. Felly mengatakan, jika pendaftar di konvensi berasal dari profesional yang bukan kader parpol lain atau purnawirawan, itu wajar, karena mereka non partisan partai sejak awal. 

“Tapi kalau yang daftar ternyata masih aktif sebagai kader parpol lain, menurut saya itu karena mereka tidak pede dengan partainya sendiri,” tambahnya.

Hasil konvensi PDI Perjuangan Jawa Timur ini menurut Felly akan memunculkan figur terbaik karena telah melewati uji "fit and proper" yang ketat. Seperti kebanyakan proses politik di negara maju, publik mendorong parpol mengutamakan meritokrasi dalam mengusung dan mendukung para calon pejabat publiknya. 

Felly memprediksi bursa cawali Surabaya akan diramaikan oleh Wisnu Sakti Buana (PDIP), Dhimas Anugrah (PSI), Gus Hans (Golkar), Eri Cahyadi (Birokrat), Armuji (PDIP), dan M. Sholeh (Profesional).

"Kita harap Surabaya akan mendapat orang terbaik sebagai penerus kepemimpinan Bu Risma. Kota Pahlawan harus menjadi kota terbaik di Indonesia dalam banyak hal, mulai pelayanan publik, air bersih, transportasi publik, kondisi jalanan, toleransi, wisata kuliner, hingga wisata sejarah," kata Felly Pontopemerhati dan aktivis dari Swara Oedjoeng Galoeh (SOG) tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES