Pendidikan

Ahli Farmasi UGM Ajak Masyarakat Gemar Minum Jamu

Rabu, 18 September 2019 - 17:20 | 221.91k
Siswa SMA Negeri 2 Bantul mengacungkan gelas berisi jamu kemudian minum secara bersama-sama. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Siswa SMA Negeri 2 Bantul mengacungkan gelas berisi jamu kemudian minum secara bersama-sama. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof Dr Agung Endro Nugroho MSi Apt mengatakan, istilah jamu berasal dari Keraton Yogyakarta, dan jamu merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang tidak dipunyai negara lain.

“Kalau di China ada Traditional Chinese Medicine (TCM). Di India ada Ayurveda. Di Indonesia ada jamu, dan kita seharusnya bangga dengan jamu,” kata Agung.

Menurutnya, akhir-akhir ini jamu pamornya semakin menurun. Dulu, penjual jamu gendong mudah ditemui. Tapi sekarang makin jarang.

“Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Jamu sebagai heritage pelan-pelan mulai pudar, ditambah dengan fenomena bangkrutnya industri jamu,” terang Agung.

Karena itu, lanjut Agung, tugas semua elemen masyarakat untuk mempertahankan jamu. “Yogyakarta punya banyak macam jamu, ada beras kencur, kunir asem, sambiloto, ini mestinya menjadi kebanggaan. Harapannya, wisatawan yang datang ke Yogyakarta tidak hanya mencari gudeg tapi juga mecari jamu yang menjadi ciri khas Yogyakarta,” jelas Agung.

Dalam kesempatan tersebut, Agung mengajak anak-anak muda untuk ikut melestarikan jamu dan ikut mengembangkannya, sehingga jamu bisa menjadi ikon Indonesia, terutama DIY.

“Generasi yang hebat adalah yang menjaga warisan nenek moyangnya, salah satunya adalah jamu,” papar Agung.

Nola Tiara, murid kelas XI SMA Negeri 2 Bantul juga mengajak anak-anak muda untuk menjaga kelestarian jamu.

“Jamu bisa juga jadi obat sehingga harus tetap dijaga," kata Nola yang sejak kecil suka minum jamu kunir asem. Pedagang jamu gendongan, lanjut Nola, sekarang juga sudah menurun. Karena itu, jamu harus diangkat lagi.

Jamu sesungguhnya memiliki manfaat bagi kesehatan. Hal ini seperti dikatakan dosen Fakultas Farmasi UGM Dr Ronny Martien MSi. "Beras kencur biasanya untuk stamina. Temulawak dan kunir asem untuk nafsu makan karena bisa menetralkan bakteri dalam perut. Sedangkan sambiloto bagus salah satunya untuk diabetes," kata Ronny Martie, penggagas acara.

Dikatakan, masing-masing jamu punya fungsi sendiri. Yang paling memasyarakat jamu beras kencur, kunir asem, temu lawak. "Ketiga jamu itu favorit, karena rasanya enak dan ada manfaatnya,” jelas Ronny.

Sedangkan Bagus Satatagama, pembawa acara yang juga penggagas acara mengatakan, pre-event Festival Jamu Internasional 'Menjamu Dijamu', selain diadakan di SMA Negeri 2 Bantul, selanjutnya akan diadakan di SMA Negeri 3 Yogya, SMA Kolese De Britto, SMA Stella Duce 1 dan SD Tumbuh 1.

Dalam kegiatan di SMA Negeri 2 Bantul, kata Bagus, panitia menyediakan 1.200 jamu beras kencur, kunir asem, temulawak dan sambiloto. Acara diakhiri minum jamu bersama di halaman sekolah sambil mengacungkan gelas berisi jamu, sebagai bentuk kesediaan untuk ikut melestarikan jamu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES