Wisata

Sambut Kampung Cempluk Festival ke-9, Begini Potret Persiapan Warga

Selasa, 17 September 2019 - 22:04 | 125.13k
Kampung Cempluk Festival ke-9. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Kampung Cempluk Festival ke-9. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Warga Dusun Sumberjo, Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tampak sibuk menyiapkan perayaan hari raya kebudayaan kampung yakni Kampung Cempluk Festival ke-9 (KCF ke-9).

Pagelaran tahunan ini murni berangkat dari solidaritas warga untuk mempertahankan dan mengenalkan nilai-nilai kebudayaan kepada generasi muda dan masyarakat Malang raya.

Saat wartawan TIMES Indonesia berkunjung ke lokasi dimana KCF akan dihelat, warga terlihat sibuk. Sebagian menggelar tikar urun rembuk konsep pawai budaya, sebagian mendekorasi stand pasar di depan teras rumah masing-masing.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, menurut ketua RW 2 dusun Sumberejo, Supriadi, KCF ke-9 kali ini tampil lebih unik. Pasalnya, perayaan hajatan yang melibatkan banyak pihak ini, memasuki lorong-lorong dan gang perkampungan warga.

“Tahun ini lebih unik dari tahun-tahun sebelumnya karena konsep lokasi tempat yang masuk ke gang-gang dan lorong perkampungan warga,” kata Supriadi saat ditemui TIMES Indonesia, kemarin (16/9/2019) malam.

Keunikan dan kemeriahan KCF ini akan tampak meriah dengan pernak-pernik lampu dan dekorasi stand jualan yang terbuat dari anyaman bambu.

Stand tersebut berjejeran rapi di lorong perkampungan warga, sebagian di depan teras rumah warga dan pinggir jalan raya.

“Ya, Mas. Tiap malam warga di sini kumpul, nyiapin acara ini,” kata Joko Purwanto, Pak RT 6, saat latihan bersama warga di lorong persimpangan, tadi malam, Senin (16/9/2019).

Kampung-Cempluk-3.jpg

Festival ini akan berlangsung secara maraton selama satu minggu penuh, mulai Minggu (22/9/2019) hingga Sabtu (28/9/2019).

Meskipun terhitung cukup lama, warga mengaku senang dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari mereka. “Yang kerja ya tetep kerja, yang sekolah dan kuliah ya tetep masuk. Sore sampek malem, kami kumpul lagi rame-rame di acara ini,” celetuk Hari, warga asli Kediri yang sudah domisili di Kampung Cempluk selama 19 tahun tersebut.

Stand-stand yang terbuat dari anyaman bambu dan anyaman janur yang dihias semenarik mungkin, dibikin sesuai kreativitas warga. Warga bebas berkreasi, ada yang jualan jajalan tradisional, tampil tari, turut serta parade budaya, dan sebagian menjadi panitia.

Panitia dibentuk secara musyawarah mufakat. Mereka juga melibatkan mahasiswa untuk menjadi relawan.Edisi-Selasa-17-September-2019-halaman-19.jpgJoko berharap, Kampung Cempluk Festival ke-9 kali ini, bisa berlangsung meriah dan lancar. “Supaya kampung kita lebih baik. Warganya rukun dan kompak. Tahun ini harus lebih meriah lagi, lebih mengenalkan budaya kepada anak muda sebagai generasi bangsa,” ujar pria kelahiran Malang itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES