Wisata Bondowoso Republik Kopi

Begini Cara Pemdes Glingseran Bondowoso Merawat Seni Ojung

Minggu, 15 September 2019 - 18:13 | 151.40k
Dua pemain seni Ojung saat sedang saling menyerang (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
Dua pemain seni Ojung saat sedang saling menyerang (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Republik Kopi

TIMESINDONESIA, BONDOWOSOOjung merupakan salah satu kesenian tradisional yang ada di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur. Untuk melestarikan dan merawatnya, Pemerintah Desa Glingseran menyelenggarakan pertunjukan seni tersebut, di acara selamatan desa, Minggu (15/9/2019).

Seni Ojung sendiri, merupakan ritual memanggil hujan yang dimainkan oleh dua orang. Mereka saling serang dengan menggunakan senjata rotan, serta diikuti tabuhan alat musik tradisional, seperti gong dan gamelan.

Kedua pemain telanjang dada. Dalam satu kesempatan, mereka diberi kesempatan satu kali pukul, secara bergantian. Dengan daerah sasaran perut, dada dan bagian punggung.

ojung-b.jpg

Jika gagal dalam menangkis serangan lawan. Maka bagian tubuh yang dikena sabetan rotan bisa memar, bahkan sampai mengalirkan darah.

Dalam kegiatan yang digelar Pemdes Glingseran, ratusan warga tumpah ruah menikmati  atraksi kesenian asli dari desa Banyuwulu dan Gubrih itu.

Saat menyaksikan Ojung, tampak warga desa Glingseran berteriak, karena aksi para pemain Ojung yang saling pukul dengan rotan.

Kepala Desa Glingseran, Sulaedi mengatakan, bahwa sengaja dalam selamatan desa mengangkat budaya kesenian lokal. “Hal ini untuk mengajak masyarakat sekitar, utamanya anak muda, agar lebih mengenal kesenian lokal dan melestarikannya,” katanya di sela-sela acara.

Menurutnya, kesenian Ojung hanya bisa disaksikan di acara-acara tertentu saja. Maka kata dia, menjadi penting untuk terus diperkenalkan kepada anak muda. "Ini perlu dilestarikan dan terus diperkenalkan pada anak muda yang menjadi penerus bangsa," paparnya.

Umar, salah seorang pemain Ojung, mengaku bahwa saat ini di desanya mulai banyak anak muda yang ikut belajar Ojung. Bahkan sebagian juga ikut bermain dalam selamatan desa Glingseran ini.

Bermain Ojung kata dia, bukan sembarangan, sebab harus mempelajari gerakan-gerakan dan peraturan memukul dengan rotan.

Pria yang sudah lebih dari 10 tahun bermain Ojung ini menjelaskan, bahwa kesenian tersebut adalah tarian sakral untuk meminta hujan. “Untuk memainkan tarian ini setiap pemain biasanya harus menghafalkan mantra. Agar saat beraksi saling memukul dengan rotan, mereka tak merasakan sakit,” katanya.

Tak hanya itu, jelas dia, para pemain juga harus berpuasa untuk kesiapan fisik mereka. Tidak minum dan makan mulai Maghrib hingga subuh, dan sehari menjelang tampil. "Terkadang, jika hendak tanding dengan desa lain, rotan yang akan dipakainya masih juga dibawa ke orang pintar agar lebih kuat," katanya.

Pantauan di lapangan, selain penampilan kesenian Ojung, Pemdes Glingseran juga melaksanakan santunan bagi puluhan anak yatim dari Kades dan Alumni SMP N 2 Bondowoso.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES