Peristiwa Daerah

Halau Jerebu, Puisi Keprihatinan Guru atas Karhutla di Riau

Sabtu, 14 September 2019 - 23:07 | 131.12k
Ilustrasi Kebakaran hutan dan lahan. (Foto: Istimewa/Banda Haruddin Tanjung)
Ilustrasi Kebakaran hutan dan lahan. (Foto: Istimewa/Banda Haruddin Tanjung)

TIMESINDONESIA, PEKANBARU – Maryati, Kepala SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru mengungkapkan keprihatinan mendalam para guru melalui sebuah puisi berjudul ‘Halau Jerebu,’ yang dibacakannya dalam Rakor Karhutla Provinsi Riau, Sabtu (14/9/2019) di Gedung Pauh Janggi, Pekanbaru, Riau.

Puisi tersebut mengangkat keprihatinan dirinya dan para guru di sekolah yang saat ini masih menghirup pekatnya asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau. Dampak yang masih dirasakan hingga kini tersebut menyebabkan kegiatan belajar di sekolah dihentikan.

“Puisi ini diharapkan dapat menggugah para pejabat daerah dan pusat agar menggunakan kewenangannya untuk menyelesaikan bencana asap ini,” kata Maryati. Sebelum berpindah ke Pekanbaru pada 2017, ibu asal Yogyakarta ini pernah lama tinggal di Kalimantan. 

Disebutkan dalam rilis BNPB, Maryati membacakan puisi ‘Halau Jerebu’ di hadapan peserta rakor yang dihadiri Gubernur Riau, Panglima TNI, Asops Kapolri, Dirjen Gakkum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pangdam Bukit Barisan, Kepala Pusat Meteo Publik BMKG, Satgas Karhutla Riau, bupati dan walikota seluruh Riau, tokoh masyarakat, perwakilan Lembaga Adat Riau, perwakilan perguruan tinggi dan sekolah, serta media massa.

Kata ‘jerebu’ dalam bahasa Melayu berarti debu, asap atau partikel-partikel kecil yang mencemari udara sehingga langit menjadi kabur. Berikut ini puisi dari Maryati yang menyuarakan keprihatian guru-guru SMK Kehutanan Negeri di Riau.

Halau Jerebu

Empat koma lima juta daratan habis kau rayu
Muncul perkebunanan dan HTI di tanah melayu
Kau bangun kanal untuk mengelabuhiku
Lebih tiga meter kedalaman gambut kau buat abu-abu
Kanal kering kau bakar jadi abu

Di tanah melayu muncul jerebu-jerebu
Dua puluh dua tahun udah kotaku kau ganggu
Membuat asa dan hatiku pilu
Hilangkan musibah jerebu agar negeriku tampak ayu

Buang jauh dariku satu koma delapan juta hektar sawit  tak bermutu
Perkebunan dikubah gambut  ubahlah fungsi menjadi hutanku
Hilangkan dosamu usir jerebu itu
Inilah langkahmu majulah jangan ragu
Jauh jauh jerebu

Pada Rakor Penanggulangan dan Pencegahan Karhutla Provinsi Riau itu, Maryati juga mengusulkan kepada Gubernur Riau, lahan gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter agar dikonversi menjadi hutan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES