Peristiwa Daerah

Perajin Batik Brontokusuman Bentuk BUMMAS

Kamis, 12 September 2019 - 19:16 | 61.93k
Ibu rumah tangga Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta saat memperlihatkan proses pembuatan batik. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Ibu rumah tangga Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta saat memperlihatkan proses pembuatan batik. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sekelompok ibu rumah tangga yang menjadi perajin batik di  Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, telah bergabung dalam wadah Badan Usaha Milik Masyarakat (BUMMAS). Menurut fasilitator Desa Berdaya Brontokusuman, Indra Suryanto, saat ini setidaknya ada 18 anggota yang tergabung dalam BUMMAS Kube Eco.J, nama wadah kelompok usaha ini.

“BUMMAS Kube Eco.J ini merupakan satu-satunya kelompok pengrajin kain ecoprint yang menonjolkan karakteristik dan pemberdayaan berbasis potensi lokal karena selain memproduksi kain ecoprint, mereka juga memanfaatkan potensi ini menjadi destinasi wisata," kata Indra saat ditemui di lokasi produksinya, Kamis (12/9/2019).

Saat ini, mereka tak hanya berfokus produksi saja namun juga membuka workshop bagi masyarakat umum yang ingin belajar tentang proses pembuatan kain motif ecoprint. Hadirnya workshop ini juga dapat bermanfaat bagi kelompok, serta daya tarik wisatawannya cukup tinggi.

Kesuksesan BUMMAS Kube Eco.J ini terbukti telah mampu membuat masyarakat semakin mandiri dan berdaya.

“Keuntungannya bisa sampai puluhan juta. Dari hasil ini dibagikan ke semua anggota kelompok dan sebagian untuk modal lagi. Dari hasil ini terbukti mampu memberi penghasilan tambahan,” ujar Indra.

Ke depan, pihaknya berharap kesuksesan Eco.J menciptakan produk yang mampu memberdayakan masyarakat sekitar ini dapat diadopsi di daerah lain sehingga desa yang berdaya benar-benar memberi manfaat dan mampu lebih banyak memandirikan masyarakatnya sendiri.

“Lebih jauh lagi kita ingin menambah produksi kami, serta kami ingin menambah jenis produk baik untuk fesyen maupun dekorasi seperti bantal guling dan lainnya. Semoga usaha ini bisa lebih banyak memberi manfaat untuk warga sekitar sini," tuturnya. 

Sementara itu, CEO Rumah Zakat, Nur Efendi mengatakan, hadirnya badan usaha yang dikelola langsung oleh masyarakat ini menjadi dorongan bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan kelembagaan lokal yang berdaya.

Masyarakat diharapkan untuk bisa mengatasi permasalahan sendiri serta dapat berkolaborasi dengan pemerintah baik ditingkat desa hingga level atasnya secara mandiri.

“Indikator pemberdayaan ini adalah bidang ekonomi makanya kami bangun BUMMAS ini di desa berdaya yang kami bina,” kata Nur.

Dijelaskan Nur, BUMMAS merupakan badan usaha milik masyarakat sebagai wujud dari socio enterprise dalam upaya memperkuat perekonomian masyarakat yang diharapkan mampu menjadi tulang punggung keberlanjutan program yang digulirkan sebelumnya yakni Desa Berdaya.

Hingga saat ini, Rumah Zakat sendiri telah meresmikan sedikitnya 73 BUMMAS di 14 provinsi termasuk DIY. Adapun ruang gerak bisnis dari BUMMAS ini sendiri terbagi manjadi tiga macam yakni microfinance, microbisnis dan agrobisnis.

“25 bergerak di bidang microfinance, 31 bidang microbisnis dan 17 di bidang agrobisnis,” jelas Nur.

Nur berharap hadirnya BUMMAS ini mampu menekan angka kemiskinan yang ada di masyarakat dan menguatkan kemandirian masyarakat desa.

Menurut Nur, hadirnya desa yang kuat maka akan menyelesaikan masalah ekonomi indonesia hingga 40 persen.

“Harapan kami BUMMAS dapat terus bertambah dan berkembang di seluruh desa berdaya yang saat ini sudah berjumlah 1.510 di 61 kota dan 197 kabupaten,” ujar Nur, saat meninjau perajin batik perajin batik Brontokusuman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES