Peristiwa Nasional

Kisah Mbah Moedjair, Penemu Ikan Mujair Asal Blitar Inspirator Hari Sumpah Pemuda

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 07:15 | 673.70k
Seorang warga saat berziarah di makam Mbah Moedjair di Desa Papungan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Kamis (12/9/2019). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)
Seorang warga saat berziarah di makam Mbah Moedjair di Desa Papungan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Kamis (12/9/2019). (Foto: Sholeh/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BLITAR – Kisah Mbah Moedjair selalu dikenang sepanjang hayat manusia yang mengenal ikan Mujair sebagai konsumsi lauk. Ya. Mbah Moedjair nama yang mungkin tidak asing bagi mereka yang mengenal sejarah ikan Mujair di Indonesia.

Laki-laki asal Desa Papungan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jatim, ini adalah sosok di balik penemuan dan pengenalan ikan Mujair sebagai salah satu spesies ikan konsumsi di Indonesia.

Sebuah kisah perjuangan dan inovatif tersembunyi di balik kehadiran ikan Mujair di perairan tawar Indonesia. Semuanya bermula pada tahun 1936, di Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo, ketika Mbah Moedjair dengan penuh ketekunan melakukan tirakatnya. Alam seakan berkonspirasi, mempertemukan Mbah Moedjair dengan ikan yang kelak memberikan kontribusi besar dalam keanekaragaman hayati perairan Indonesia.

Ikan Mujair memiliki keistimewaan yang unik, yakni mampu menyimpan anaknya di dalam mulut sebagai bentuk perlindungan dari ancaman predator. Keistimewaan ini memikat hati Mbah Moedjair, yang kemudian berinisiatif untuk mengembangkan ikan Mujair di habitat air tawar.

Namun, perjalanan untuk mengenalkan ikan Mujair ke masyarakat tidaklah mudah. Mbah Moedjair harus menghadapi serangkaian rintangan dan kesulitan. Mulai dari menyesuaikan habitat ikan Mujair yang asli dari Afrika hingga mengatasi kendala geografis Blitar yang terdiri dari hutan belantara dan bukit-bukit terjal.

Mbah Moedjair tidak hanya dihantui oleh tantangan adaptasi ikan Mujair di air tawar, tetapi juga perjalanan fisik yang melelahkan dari Pantai Serang ke Desa Papungan, yang mencapai 35 kilometer. Dengan ketabahan dan semangat yang kuat, Mbah Moedjair berhasil mengatasi rintangan tersebut.

Setelah serangkaian eksperimen dan percobaan, akhirnya ikan Mujair berhasil beradaptasi dengan baik di perairan tawar. Kini, berkat kerja keras dan dedikasi Mbah Moedjair, ikan Mujair telah menjadi salah satu ikan konsumsi favorit masyarakat Indonesia.

Kisah Mbah Moedjair adalah cerminan dari semangat pantang menyerah dan cinta terhadap alam dan keanekaragaman hayati. Melalui tangan dan perjuangannya, ikan Mujair tidak hanya menjadi bagian dari ekosistem perairan Indonesia, tetapi juga kontributor penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan masyarakat.

Inspirasi Sumpah Pemuda: Proses Tak Ingkari Hasil

Kisah ini bermula pada tanggal 25 Maret 1936, ketika Mbah Moedjair sedang melakukan tirakatnya di Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran, beliau menemukan sekumpulan ikan yang tidak biasa. Ikan-ikan itu memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, salah satunya adalah kemampuan menyimpan anak-anaknya di dalam mulut untuk melindungi mereka dari predator.

Tertarik oleh keunikan ikan tersebut, Mbah Moedjair pun membawa beberapa ekor untuk dijadikan objek penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian, ia memulai eksperimen untuk menyesuaikan ikan Mujair dengan habitat air tawar.

Perjalanan dari Pantai Serang ke Desa Papungan bukanlah perjalanan yang mudah. Sejauh 35 kilometer, Mbah Moedjair harus melalui hutan belantara, bukit terjal, dan jalanan yang sulit. Namun, semangat dan keinginan kuat untuk mengenalkan ikan Mujair kepada masyarakat, membuatnya mampu melewati segala rintangan dan kesulitan.

Setelah berbagai percobaan dan eksperimen, akhirnya pada percobaan kesebelas, Mbah Moedjair berhasil. Empat ekor ikan Mujair mampu bertahan hidup dan beradaptasi dengan baik di air tawar. Ini merupakan sebuah pencapaian yang mengagumkan dan membanggakan, yang menandai awal dari perkenalan ikan Mujair kepada masyarakat Indonesia.

Dari sini, ikan Mujair mulai dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat luas. Ikan yang awalnya hanya dikenal di Afrika dan memiliki kemiripan dengan spesies ikan Nila ini, kini telah menjadi salah satu ikan konsumsi yang populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia.

Mbah Moedjair meninggalkan warisan berharga berupa pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan ikan Mujair. Kini, berkat dedikasi dan kerja kerasnya, ikan Mujair tidak hanya menjadi bagian dari menu makanan sehari-hari, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian dan ketahanan pangan di Indonesia.

Kisah Mbah Moedjair dalam hidup dan perjuangannya akan selalu menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk terus berinovasi dan berkarya demi keberlanjutan dan kemajuan sektor perikanan tanah air. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES