TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pola makan turut mempengaruhi kesehatan seseorang. Pola makan buruk ternyata bisa menyebabkan munculnya neuropati gizi optik atau kerusakan saraf optik. Hal ini disebutkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine. Pola makan yang buruk ini antara lain konsumsi junk food, makanan dengan asupan vitamin dan mineral yang tidak mencukupi.
Neuropati optik gizi, seperti dilansir Science Daily, adalah disfungsi saraf optik yang penting untuk penglihatan.
Kondisi itu dipulihkan jika terdeteksi dini. Tetapi, jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan struktural permanen pada saraf optik dan kebutaan.
Selain pola makan yang buruk, neuropati optik gizi bisa disebabkan masalah usus dan obat-obatan yang mengganggu penyerapan berbagai nutrisi penting.
Selain itu, ada kasus seseorang kehilangan penglihatan karena kekurangan vitamin B12, tembaga dan selenium, kadar seng yang tinggi, dan secara nyata kondisi itu menurunkan kadar vitamin D dan kepadatan mineral tulang. Padahal indeks massa tubuhnya (BMI) normal.
"Kasus ini menyoroti dampak diet terhadap kesehatan visual dan fisik, dan fakta asupan kalori dan BMI bukanlah indikator status gizi yang dapat diandalkan," kata Dr Denize Atan, penulis studi.
Tim peneliti merekomendasikan riwayat diet perlu menjadi bagian dari pemeriksaan klinis rutin termasuk tentang kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, untuk menghindari diagnosis neuropati optik gizi yang terlewatkan.
Untuk menghindari gangguan pada saraf optik, Anda bisa memperbaiki pola makan. Ganti pola makan buruk dengan yang lebih baik untuk menunjang kesehatan Anda. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : Antara News |