Olahraga

PB Djarum vs KPAI, Siapa Rugi dari Penghentian Beasiswa Atlet Bulu Tangkis?

Selasa, 10 September 2019 - 08:48 | 107.81k
Horas Sinaga, Selasa (10/9/2019).(Foto ; Istimewa)
Horas Sinaga, Selasa (10/9/2019).(Foto ; Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ajang pencarian bakat pebulu tangkis muda yang biasa digelar PB Djarum akan diakhiri pada tahun 2020. Keputusan yang mengejutkan tersebut disinyalir sebagai respons atas tuduhan eksploitasi anak-anak dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). 

Terkait polemik itu, Sekretaris Jendral GO Indonesia, Tigor Mulo Horas Sinaga menyatakan bahwa polemik yang dipicu oleh KPAI tersebut berisiko mematikan ikhtiar pembibitan atlet bulutangkis yang sudah berlangsung 50 tahun. 

Penghentian pencarian bakat atlet bulutangkis dipicu tudingan eksploitasi anak oleh KPAI. Walaupun Ketua KPAI Susanto berdalih pihaknya tidak menghentikan audisi bulutangkis dan mendukung pengembangan bakat anak-anak Indonesia, termasuk bulutangkis. Tapi tudingan dari KPAI itu sudah menciderai nama baik PB Djarum. 

"Karena tudingan 'eksploitasi anak' itu sudah terkesan seperti pembunuhan karakter dan integritas PB Djarum, padahal justru PB Djarum ini adalah salah satu markas para pahlawan bulutangkis nasional," tegas Horas.

Horas menganggap pernyataan Ketua KPAI Susanto yang menjelaskan bahwa KPAI tidak memberhentikan audisi bulutangkis dan justru mendorong semua pihak agar mendukung anak-anak Indonesia sebagai retorika kosong. 

Pernyataan Ketua KPAI tersebut, menurut Horas adalah suatu bentuk 'defense mechanism' atau pembelaan diri dari KPAI akibat banyaknya pihak yang geram dengan tudingan KPAI terhadap PB Djarum.

Horas mengatakan, jika Ketua KPAI memang ingin organisasi yang dia pimpin mengembangkan bakat dan minat termasuk di bidang bulutangkis, maka imbaunya agar jangan menuding PB Djarum mengeksploitasi anak Indonesia. "Itu tudingan serius lho. Apa KPAI tidak memikirkan bahwa tudingan mereka akan berdampak memicu polemik seperti sekarang," kata Horas. 

Dalam situasi ini ia menyarankan agar KPAI tidak menggunakan pendekatan legal-formal semata. KPAI harus melihat dengan lensa yang lebih luas dan jelas, perlu pendekatan budaya, historis, dan nasionalisme di sini. "Ingat, PB Djarum itu sudah sangat berjasa bagi bangsa dan negara kita," tegas Horas.

Sekjen GO Indonesia yang juga pakar manajemen itu menyayangkan KPAI menggunakan UU No. 35 Tahun 2014 sebagai alasan menuding PB Djarum melakukan tindak eksploitasi anak.

Horas mengatakan, "Kenapa KPAI baru sekarang angkat suara kepada PB Djarum? UU No, 35 No. 2014 itu sudah diundangkan sejak lima tahun lalu. Kenapa dari tahun-tahun kemarin diam? Ke mana saja KPAI selama ini? Apa yang mereka sudah kerjakan?"

Horas mengatakan bahwa posisi KPAI saat ini tampak tersudutkan oleh blunder yang mereka lakukan sendiri. Menuding PB Djarum melakukan ekploitasi anak adalah tudingan serius yang lahir dari penafsiran sepihak dari KPAI, padahal para atlet alumni PB Djarum dan orangtua mereka tidak ada yang merasa dieksplotasi.

Ia juga melihat bahwa saat ini ada upaya dari KPAI untuk 'cuci tangan' dan membenturkan PB Djarum dengan regulasi. Ini tampak dari pernyataan Ketua KPAI Susanto, Minggu (8/9/2019) yang menyatakan 'Dalam hal ini, Djarum Foundation bukan berhadapan dengan KPAI. Tapi berhadapan dengan regulasi yang berlaku. Baik UU 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak maupun PP No 109 Tahun 2012.' 

Horas menilai argumen yang KPAI gunakan tersebut tidak tepat waktu jika dipakai dalam situasi yang sudah memanas seperti ini.

"Lho kan selama ini tidak ada anak yang dieksploitasi oleh PB Djarum, jadi siapa yang dieksploitasi? Justru para orangtua bangga putra-putrinya bisa masuk pelatihan PB Djarum. Silakan kroscek ke para alumni PB Djarum, apa ada yang merasa dieksploitasi? Tidak ada! Tudingan 'eksploitasi anak' justru datang pertama kali dari KPAI, ini bisa jadi tuduhan yang serius," kata Horas.

Pernyataan Horas Sinaga dan Susy Susanti sama-sama mendapatkan banyak dukungan dari warganet yang menyayangkan tudingan KPAI terhadap PB Djarum.

GO Indonesia, kata Horas, akan berdiri bersama anak bangsa, termasuk para calon atlet bulutangkis yang dirugikan oleh tudingan KPAI terhadap PB Djarum. Dengan ditutupnya audisi bakat muda bulutangkis Indonesia, ratusan bibit muda terancam tak mendapatkan kesempatan dilatih secara profesional dan ketat di salah satu klub bulutangkis terbaik di dunia, PB Djarum. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES