Peristiwa

SOS Children’s Villages Konsisten Hadirkan Keluarga Bagi Ribuan Anak Indonesia

Rabu, 04 September 2019 - 14:56 | 155.67k
SOS Children’s Villages Konsisten Hadirkan Keluarga Bagi Ribuan Anak Indonesia
SOS Children’s Villages Konsisten Hadirkan Keluarga Bagi Ribuan Anak Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Memasuki usia ke-47 tahun, SOS Children’s Villages terus berkomitmen memberikan perhatian dan perlindungan kepada anak-anak dengan tetap berpegang pada prinsip bahwa keluarga, orang tua, rumah, kakak-adik, dan lingkungan adalah kebutuhan utama tumbuh kembang seorang anak.

Saat ini berbagai kondisi seperti ekonomi, kesenjangan sosial, tindakan kriminal hingga bencana alam menyebabkan anak kehilangan kegembiraan masa kecil, ditelantarkan bahkan kehilangan pengasuhan orangtua, sementara sepertiga dari jumlah penduduk di Indonesia atau setara dengan 85 juta adalah anak-anak.

Dari karya Gabriela Mistral – peraih Nobel Sastra dari Chile bertajuk 'Namanya Hari Ini', kita banyak melakukan kesalahan terburuk yaitu meninggalkan anak-anak, mengabaikan mereka sang sumber kehidupan. Banyak hal masih bisa menunggu, tapi anak tidak. Sekarang adalah waktunya, saat tulang mereka sedang terbentuk, darahnya sedang mengalir, inderanya sedang berkembang. Bagi mereka tidak ada kata 'Esok'. 

Penggalan tulisan itu menjadi inspirasi bagi Hermann Gmeiner memulai karya kemanusiaannya pada tahun 1949 di Imst Austria. Kondisi pasca perang dunia kedua, terdapat banyak anak kehilangan orangtua dan wanita-wanita yang merindukan keluarganya yang hilang. SOS Children’s Villages memberikan kembali kehangatan bagi anak melalui kasih sayang para wanita yang kemudian membentuk ikatan keluarga.

Berkembang di 135 negara, konsep keluarga menjadi keutamaan dalam pengasuhan SOS Children’s Villages. Keluarga dengan kasih sayang, yang memberikan rasa aman dan rasa dihargai menjadi inti dari setiap proses tumbuh kembang anak.

Orangtua yang tidak memiliki pemahaman pengasuhan yang baik akan menjadi orangtua yang lemah dan tidak dapat membantu anaknya untuk maju. Anak-anak yang tidak dibesarkan dalam kasih sayang, rasa aman dan dihargai, mereka juga tidak terlatih untuk menghargai orang lain.

TIMES-Indonesia-Children-Villages-03.jpg

Memulai karya kemanusiaan di Indonesia pada 1 September 1972, SOS Children’s Villages merupakan organisasi non-profit yang fokus memberikan pengasuhan alternatif bagi anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua.

Bekerja di sepuluh kota di Indonesia yaitu Banda Aceh, Meulaboh, Medan, Jakarta, Lembang, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Bali, dan Flores, saat ini lebih dari 5500 anak Indonesia mendapatkan manfaat dari keluarga SOS. 

Melalui program family-based care, dan family strengthening program, setiap anak yang beresiko atau telah kehilangan pengasuhan keluarga kembali mendapatkan kesempatan mendapatkan pengasuhan yang berkualitas, pendidikan terbaik dan jaminan kesehatan untuk dapat mempersiapkan masa depan dengan baik.

Di Indonesia masih terdapat jutaan anak terlantar. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi SOS Children’s Villages bekerja lebih giat melalui sistem dukungan yang melibatkan masyarakat, mitra korporasi maupun pemerintah. Idealnya, SOS Children’s Villages tidak lagi diperlukan di Indonesia, tetapi masih terdapat 4,1 juta anak Indonesia membutuhkan bantuan. 

Tantangan terbesar SOS Children’s Villages di Indonesia saat ini adalah menggandeng sebanyak mungkin mitra yang terlibat di dalam kerja SOS mendukung terwujudnya pengasuhan berkualitas agar setiap anak dapat tumbuh maksimal dengan kapasitas dan kemandirian yang membantu mereka memiliki masa depan yang baik.

"Saat ini SOS Children’s Villages mengupayakan pengasuhan dan pendampingan bagi 5500 anak, yang mana membutuhkan dukungan yang tidak sedikit untuk mewujudkan lingkungan terbaik bagi semua anak,” ujar Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia.

TIMES-Indonesia-Children-Villages-02.jpg

Bencana alam menjadi salah satu penyebab anak-anak berisiko kehilangan pengasuhan keluarga. Fokus pada anak-anak dan keluarga, SOS Children’s Villages terlibat dalam emergency response saat terjadi bencana. Tercatat tahun 1992 saat tsunami di Flores yang mengakibatkan ratusan anak kehilangan keluarga dan beresiko terlantar, SOS Children’s Villages mendirikan desa anak kelima yang berlokasi di Maumere, Flores, NTT.

Gempa Yogyakarta pada 2006 menjadi awal berkibarnya aksi kemanusiaan SOS Children’s Villages melalui program Family Strengthening.

Sederet bencana seperti tsunami Aceh 2004, gempa Padang 2009, gempa Pengalengan 2009, gunung meletus di Yogyakarta 2010, banjir bandang 2015, hingga gempa Palu 2018, SOS Children’s Villages konsisten memberikan perlindungan bagi anak dan keluarga yang terdampak bencana melalui berbagai program berkelanjutan.

Dengan tagline A Loving Home For Every Child, SOS Children’s Villages memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan, pengasuhan, dan keluarga yang penuh kasih sayang agar anak-anak merasa aman, dihargai dan dicintai. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES