Wisata

Festival Beji Kampung Tempe Bikin Tempe Beji Mendunia

Minggu, 25 Agustus 2019 - 08:24 | 184.98k
Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko saat diajak membuat tempe di Omah Tempe Beji. (foto: Istimewa) 
Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko saat diajak membuat tempe di Omah Tempe Beji. (foto: Istimewa) 

TIMESINDONESIA, BATU – Warga Desa Beji memiliki cara unik untuk membuat tempe yang diproduksi di desa mereka mendunia. Tidak hanya menggelar Festival Beji Kampung Tempe (FBKT), desa ini juga mendirikan Omah Tempe

Keberadaan ini semakin mengukuhkan Desa Beji sebagai desa penghasil tempe terbesar di Kota Batu. Banyak home industri tempe berdiri di desa ini, padahal Kota Batu bukan penghasil tanaman kedelai. 

"Kami buat tempe Beji mendunia lewat Festival Tempe, dimana semua kebudayaan yang berkembang di masyarakat Beji kami angkat ke permukaan, salah satunya tarian Gembang Dele," ujar Pj Kades Beji Edwin Yogas Patra Harahap. 

Festival-Beji-Kampung-Tempe-b.jpg

Tidak hanya menduniakan tempe lewat Festival Beji Kampung Tempe (FBKT), Pemerintah Desa Beji mendorong warganya membuat Omah Tempe. 

Omah Tempe ini dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan tempe berkualitas. Di sisi lain, Omah Tempe ini menjadi tempat pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pariwisata berskala nasional.

Menurut Edwin, salah satu sentra pembuatan tempe berada di Dusun Karang Jambe yang 80 persen penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai pembuat tempe. 

Tidak hanya itu, nanti warga Desa Beji nanti akan mengembangkan potensi tempe untuk wisata, juga mengembangkan untuk membuat varian baru. 

Seperti membuat keripik tempe, stik tempe, pia tempe, dan susu kedelai. Bahkan di sini limbah tempe dapat disulap menjadi kosmetik. 

Festival-Beji-Kampung-Tempe-c.jpg

"Ampas kedelai dijadikan masker, sekarang masih tahap uji coba anak-anak Karang Taruna sudah membuat dan sekarang masuk tahap tes laboratorium," ujar Edwin. 

Saat membuka Festival Beji Kampung Tempe, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko diajak untuk terlibat langsung dalam pembuatan tempe. 

"Harapannya ke depan Festival Beji Kampung Tempe ini akan menciptakan ekonomi kreatif masyarakat sekaligus melestarikan budaya," ujar Edwin. 

Beragam kegiatan dilaksanakan dalam festival ini, mulai dari Sarasehan Bangga Indonesia, Kenduri Seni, lomba Street Fashion Show, Kontes Foto Area FBKT, Isuk Dele Sore Tempe, Karnaval Bengi, Bazar UMKM produk lokal hingga berbagai seni budaya ditampilkan. 

Yang menarik dalam kegiatan itu, ditampilkan juga tari kreasi terbaru Gembang Dele, yakni sebuah tarian yang menggambarkan aktivitas pembuatan tempe oleh warga Beji. 

Tarian ini dibawakan oleh 750 penari, Wali Kota Batu Punjul Santoso ikut serta menirukan tarian yang dibawakan oleh siswa SD ini. 

"Ini merupakan suatu inovasi ya artinya dari ssebuah daerah industri yang kemudian mau disambungkan dengan pariwisata. Itu satu hal inovasi yang pasti akan menambah nilai ekonomis. Misalnya apel sekarang ada petik apel. Jika Ini bisa berjalan ini luar biasa," ujar Punjul. 

Sementara itu Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono mengatakan bahwa warga Desa Beji sudah bisa membaca peluang wisata.

"Warga tinggal mengembangkan menjadi sebuah destinasi wisata baru. Kita akan terus mendampinginya," ujar Imam. 

Warga Desa Beji memiliki cara unik untuk membuat tempe yang diproduksi di desa mereka mendunia. Tidak hanya menggelar Festival Beji Kampung Tempe (FBKT), desa ini juga mendirikan Omah Tempe. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Batu

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES