Peristiwa Daerah

Sadulur Kadiri Angkat Kediri Melalui Maskot

Senin, 26 Agustus 2019 - 11:32 | 310.60k
Si Gumul, salah satu barisan maskot Sadulur Kadiri karya Mahasiswa UM. (foto : Sadulur Kadiri for TIMES Indonesia)
Si Gumul, salah satu barisan maskot Sadulur Kadiri karya Mahasiswa UM. (foto : Sadulur Kadiri for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Malang membentuk Sadulur Kadiri, sebuah maskot kearifan lokal Kediri. Hal tersebut berawal dari keprihatinan mereka karena tidak adanya maskot yang mewakili kekayaan lokal yang ada di Kota Kediri.

Leny Suryani, Dwi Yudi Novitasari, Rahmi Rabbani, dan Elvira Ika Prastia adalah sekelompok mahasiswayang menggagas jajaran maskot yang diyakini mampu meningkatkan nilai jual Kota Kediri, yang dirangkum di dalam Sadulur Kadiri. Dikemas dalam komik, kaos, dan buku cerita, Sadulur Kadiri sukses menggaet apresiasi dari warga.

Maskot yang dibuat antara lain, Sigumul yang terinspirasi dari monumen Simpang Lima Gumul yang mewakili sektor pariwisata buatan, Poh yang terinspirasi dari Gereja Puhsarang yang mewakili sektor pariwisata religi, Ranan terinspirasi dari seni budaya jaranan yang mewakili sektor kebudayaan, Tata yang terinspirasi dari tahu takwa yang mewakili dari sektor kuliner, dan terakhir adalah Klud yang terinspirasi dari Gunung Kelud yang mewakili sektor alam.

Leny menjelaskan, proses pembuatan maskot terbilang cukup lama. Sulitnya mencari ciri khas dan gaya dalam membuat maskot menghabiskan waktu berbulan-bulan.

"Kan harus ada ciri khasnya, menemukan gaya pewarnaan gitu, jadi ya revisi, bikin lagi, revisi, bikin lagi," jelasnya, Kediri, Senin (26/8/2019).

Selain itu, proses brainstorming juga memakan waktu cukup lama. Penggambaran tiap sektor juga dilaksanakan dengan saksama dan teliti untuk menciptakan maskot yang hidup dan berkisah.

Pembuatannya sendiri melalui pengamatan sosial yang intens dan dipilih langsung dari lokasi wisata yang paling dikenal masyarakat.

"Kami ke Kediri dan melihat potensi sekitar yang eman (sayang) sekali kalau nggak diangkat," tambahnya.

Sadulur Kadiri juga mampu mengenalkan diri kepada anak - anak dan menanamkan pendidikan kearifan lokal sejak dini.

Sadulur Kadiri berharap maskot yang dibuat mampu bekerja sama dan diterima oleh dinas pariwisata. Sehingga dapat secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat. "Soalnya sedikit sekali yang punya maskot. Menurut riset kami cuma Malang dan Surabaya. Harapannya Kediri juga punya," tutup Leny. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Kediri

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES