Ekonomi

Kampanye GNNT Sasar Generasi Muda, Kepala BI Jember: Yang Muda Lebih Paham Perkembangan Teknologi

Senin, 26 Agustus 2019 - 07:54 | 59.45k
Kepala KPwBI Jember Hestu Wibowo saat diwawancarai wartawan terkait kampanye GNNT di Jember Roxy Square, Minggu (25/8/2019) malam. (foto: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)
Kepala KPwBI Jember Hestu Wibowo saat diwawancarai wartawan terkait kampanye GNNT di Jember Roxy Square, Minggu (25/8/2019) malam. (foto: Dody Bayu Prasetyo/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember menggelar Cashless Attack Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) di pusat perbelanjaan Jember Roxy Square, Jember, Jawa Timur, Minggu (25/8/2019) malam. Kegiatan tersebut merupakan upaya KPwBI jember untuk mengkampanyekan sistem pembayaran nontunai kepada masyarakat. Khususnya kepada generasi muda.

Hal tersebut seperti yang disampaikan Kepala KPwBI Jember Hestu Wibowo kepada sejumlah wartawan yang mewawancarainya di lokasi kegiatan.

Dia mengatakan bahwa kampanye sistem pembayaran nontunai secara nasional sebenarnya telah berlangsung cukup lama. Yakni sejak 14 Agustus 2014 lalu.

Roxy-Square.jpg

Hestu memnuturkan bahwa hal tersebut juga telah menjadi agenda rutin yang dilakukan setiap tahun oleh pihaknya.

"Dan khususnya di Kabupaten Jember (tahun ini, Red) kami mulai Kampanyekan GNNT sejak 1 Agustus 2019. Dengan lomba dan pemilihan Duta GNNT. Diharapkan dengan cara itu kampanye ini bisa menjangkau masyarakat luas," terang Hestu.

Terkait generasi muda yang menjadi ssaaran kampanye GNNT, menurut Hestu generasi muda lebih mudah memahami perkembangan teknologi, khususnya sistem pembayaran nontunai.

"Kalau yang seperti saya atau yang sudah tua agak sulit mengejar ketertinggalan. Kalau yang muda mereka berlomba-lomba untuk mencari tahu perkembangan teknologi informasi," tuturnya.

Hestu menerangkan bahwa di samping teknologi, sistem pembayaran juga terus mengalami perkembangan. Termasuk pada sistem pembayaran nontunai.

"Kalau dulu sistem pembayaran nontunai cukup pakai kartu. Saat ini berkembang dengan adanya dompet elektronik atau e-wallet. Dengan dompet elektronik kita tidak perlu menyimpan uang secara fisik (berupa uang atau kartu, Red)," terangnya.

Dan dengan adanya dompet elektronik yang dapat diakses melalui berbagai aplikasi yang tersedia, masyarakat cukup membayar dengan memindai Quick Response (QR) Code yang ada di tempat pembayaran atau kasir.

Roxy-Square-b.jpg

Karena hal itu juga, Hestu menerangkan bahwa Bank Indonesia telah mengembangkan inovasi baru yang dinamakan QR Code Indonesian Standard (QRIS). QRIS bakal berlaku efektif mulai 1 Januari 2020.

"Saat ini kan pembayaran melalui QR Code dilakukan masing-masing oleh PJSP (Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran). Nah, dengan QRIS ini cukup dengan satu QR Code bisa dipakai oleh semua PJSP," ujarnya.

Sejumlah PJSP di Indonesia yang saat ini memberlakukan sistem pembayaran nontunai dengan cara pindai QR Code di antaranya OVO, Link Aja, dan Gojek.

Disinggung soal keamanan soal pembayaran nontunai melalui pindai QR Code tersebut, Hestu menjamin bahwa setiap PJSP yang memberlakukan sistem tersebut telah memenuhi syarat atau standar keamanan yang ditentukan.

"Karena Bank Indonesia yang diberikan amanat otoritas sistem pembayaran juga meneliti sistem keamanan pembayaran nontunai yang dimohonkan oleh PJSP. Kalau hal tersebut tidak terpenuhi otomatis izinnya tidak keluar," jelasnya.

Dia menambahkan bahwa kampanye GNNT atau sistem pembayaran nontunai akan terus dilakukan pihaknya secara berkelanjutan sehingga menjangkau seluruh lapisan masyarakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dody Bayu Prasetyo
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jember

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES