Pendidikan

ARSPTN Gelar Konferensi Nasional Ke-2 di Yogyakarta

Jumat, 23 Agustus 2019 - 23:52 | 129.66k
Konferensi Nasional Ke-2 Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN) di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, 22 hingga 24 Agustus 2019. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Konferensi Nasional Ke-2 Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN) di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, 22 hingga 24 Agustus 2019. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Asosiasi Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (ARSPTN) menggelar Konferensi Nasional ke-2.

Acara ini bertema Strategi Menuju Kemandirian Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri di era JKN. Kegiatan ini dihadiri sekitar 20 RSPTN di Indonesia yang dikemas dalam plenary session dan simposium bertempat di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, 22 hingga 24 Agustus 2019.

Ketua ARSPTN, Prof Dr dr Nasronudin., Sp.PD mengatakan, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri (RSPTN) merupakan rumah sakit di bawah Kemenristekdikti RI yang mengembang tugas tridharma Perguruan Tinggi. Maka, RSPTN sangat mendukung pelaksanaan penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat.

Untuk itu sebagai bagian dari perwujudannya, secara terus menerus perlu meningkatkan riset dan inovasi di bidang kesehatan guna meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat yang berkelanjutan.

"Konferensi ini diharapkan menjadi ajang diskusi para pemangku kepentingan, penyelenggara, praktisi dan akademisi yang hasilnya nanti menjadi rekomendasi untuk ditindaklanjuti dari berbagai pihak,” kata Nasronudin, Jumat (23/8/2019)

Di era BPJS, apapun yang terjadi kita tetap harus saling mendukung dan menyukseskan. meskipun diterjang gelombang, ARSPTN tetap harus berjalan dan berlayar.

Lanjutnya, tugas kita adalah memberikan layanan paripurna kepada masyarakat. Jadi tugas berikutnya adalah menumbuhkan organisasi yangs sehat, organisasi yang sinergi positif disetiap RSPTN dan RSGM. Kemudian, berikutnya adalah bagaimana menumbuh kembangkan quality and safety sehingga mutu harus tetap ditingkatkan. Bagaimana kita menciptakan budaya, meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di era yang penuh dinamika.

Wakil Rektor UGM Bidang Peneltian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Drg. Ika Dewi Anna, M.Kes., Ph.D mengatakan, bahwa RSPTN memiliki tantangan untuk memfasilitasi dan mewujudkan kemajuan teknologi kesehatan, mencukupi tenaga kesehatan, serta tantangan transisi epidemiologi dan demografi.

"Sebagai wahana pendidikan, RSPTN harus mampu mewadahi agar menjadi pusat unggulan dalam penelitian dan inovasi bidang kesehatan yang sesuai dengan kearifan lokal serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Dewi.

Direktur Utama RS Akademik UGM, Dr. Arief Budiyanto, Ph.D.Sp.KK(K) menerangkan, ARSPTN masih terus berkembang, dan sesuai dengan draf Permenkes RI tentang tata kelola RSPTN. RSPTN adalah rumpun Rumas Sakit (RS) umum dan khusus yang berada di bawah Kemenristekdikti RI dan mempunyai fungsi seperti juga tridharma perguruan tinggi negeri yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat pelayanan terpadu. Sehingga untuk menjalankan fungsi dari RSPTN tersebut, RS perlu meningkatkan pola manajemen sehingga mampu terus berkembang menuju kemandirian RSPTN tersebut.

“Tantangan-tantangan yang harus dilewati adalah meningkatkan mutu serta pelayanan dengan menggunakan standarisasi Nasional. Tantangan lainnya adalah di era JKN melalui kebijakan universal dan coverage,” terang ketua Penyelenggara Konas ARSPTN ke-2 ini

Selain itu pula, kemandirian RSPTN itu sebenarnya sekarang ini memang kami masih butuh subsidi baik itu dari sumber daya manusianya maupun fungsi keuangannya. Karena di era JKN ini pembiayaan itu juga menjadi kendala karena pasien BPJS itu pembiayaannya dari BPJS.

Kadang-kadang tarif RS itu lebih tinggi daripada tarif yang dibayarkan oleh BPJS, sehingga dengan demikian maka kita masih kadang-kadang harus melakukan subsidi silang antara yang selisih positif sama negatif. Dari itulah maka harus ada efisienasi dan efektifitas dari pelayanan sehingga pembiayaanya bisa lebih rendah lagi.

Kalau bicara soal kemandirian RSPTN, harapan pemerintah untuk mendukung kegiatan tridharma perguruan tinggi dan untuk dapat melakukan itu semua tentu saja seluruh RSPTN harus memenuhi suatu standar. “Maka ARSPTN tugasnya adalah mendorong RSPTN dan RSGM PTN untuk memenuhi standar hak nasional dan atau yang Internasional, setelah itu dicapai semuanya tentu saja kerjasama dengan BPJS termasuk semuanya,” ungkap Nasronudin.

Sehingga manfaat adanya RSPTN ini akan jauh lebih besar lagi, kalau itu semua sudah dapat dilalui maka tahap selanjutnya yaitu menuju kemandirian. Jadi kemandirian itu sendiri adalah dalam hal pengelolaan keuangan, pengelolaan SDM dan pengelolaan aset.

Untuk yang terakhir ini, menurutnya sebaiknya memang pemerintah tetap ambil bagian karena ini kan RSPTN tentu saja pemerintah tetap harus hadir dalam pengelolaan aset karena aset itu tumbuh dan berkembang terus sesuai dengan perkembangan global sebagai tuntutan daripada masyarakat nasional maupun masyarakat global.

Pada akhirnya nanti RSPTN ini didorong seluruhnya menjadi RS yang terkemuka seperti negara- negara yang maju. Di negara-negara maju itu hampir seluruh RS yang sangat terkenal dan terkemuka dan yang terbaik itu adalah RSPTN. Jadi itu targetnya adalah seperti itu dan sesuai dengan perkembangan global dan perkembangan nasional kita sekarang ini seluruh RSPTN memang didorong ke arah nasional dan internasional.

"Jadi nanti kalau masyarakat dari luar negeri berkunjung ke indonesia kalau sakit yang diingat ya RSPTN dan RSGM PTN. Demikian juga bangsa Indonesia kalau sakit ya ingat RSPTN dan RSGM PTN bukan ke luar negeri,” kata Ketua ARSPTN ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES