Gaya Hidup

Panduan Membuat Latte Art Bagi Pemula

Sabtu, 24 Agustus 2019 - 01:22 | 664.49k
Iffung, Training Manager PT Excelso Multi Rasa memandu peserta membuat latte art, Jumat (23/8/2019). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Iffung, Training Manager PT Excelso Multi Rasa memandu peserta membuat latte art, Jumat (23/8/2019). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Latte art adalah seni menggambar suatu pola di atas kopi yang terdapat foam. Untuk membuat latte art ini dibutuhkan keahlian khusus.

Sejarah latte art sendiri dikenalkan oleh David Schomer, pemilik Kafe Vivace yang mengembangkan microfoam pada tahun 1980-1990.

Kemudian microfoam tersebut digunakan untuk membentuk pola atau gambar pada kopi. Ide itu terus berkembang sehingga David dijuluki sebagai Bapak Latte Art.

Latte-Art-2.jpg

Karena pada saat tersebut pengunjung tidak menyukai rasa kopi yang terlalu strong, akhirnya David membuat kombinasi cappucino latte art yang lebih light.

Iffung, Training Manager PT Excelso Multi Rasa menjelaskan beberapa metode membuat latte art ala barista.

Tiga metode latte tersebut adalah pouring, etching dan pattern. Pouring merupakan teknik menuang milk foam di atas kopi, etching adalah melukis di atas foam dengan bantuan coklat sirup, dan pattern teknik membentuk pola menggunakan alat cetak sesuai pola yang sudah dibentuk.

“Keahlian barista dalam membentuk tekstur foam menentukan hasil akhir, karena dalam membuat foam dan teknik pouring agak sulit serta perlu praktik yang banyak,” terangnya, saat memberi pelatihan di Kelas Latte Art Untuk Pemula di Excelso HR Muhammad, Surabaya, Jumat (23/8/2019).

Komposisi terbaik untuk membuat latte art adalah paduan 1/3 kopi, 1/3 hot fresh milk UHT dan 1/3 foam. Rata-rata suhu untuk minuman jenis cappucino atau latte tidak boleh terlalu panas dengan suhu maksimal 80 derajat.

Latte-Art-3.jpg

“Karena jika lebih tidak akan membuat foam tapi lebih ke hot milk. Kalau tidak pas maka pola yang dibuat juga akan tenggelam,” ucap Iffung menambahkan.

Ada tiga kandungan protein, lemak dan gula saat proses steam di mesin dan proses denaturasi yaitu proses membuat foam.

Kopi espresso dipilih Iffung sebagai kanvas latte art. Penyeduhan atau browsing espresso biasanya dilakukan dengan mesin.

Sedangkan untuk ciri espresso yang bagus berwarna cokelat seperti hazelnut dan membentuk cream atau lapisan buih creamy berwarna cokelat kemerahan setebal 3-5 mm di permukaan. Jika tidak mempunyai mesin, bisa menggunakan cara manual tapi tanpa latte art.

Proses pouring umum menggunakan pola hati sebagai dasar latte art dan bisa dikembangkan lagi sesuai bentuk yang diinginkan.

Jika proses pouring telah selesai, selanjutnya pembuatan pola bisa melalui teknik etching dengan tusuk gigi. Atau jika menginginkan kreasi yang lebih artistik bisa menambahkan hiasan melalu coklat cair.

Kesulitan utama bagi pemula adalah saat membuat foam dan pouring. Namun hal tersebut memang butuh keahlian khusus untuk memperoleh hasil sempurna.

Industri saat ini juga menawarkan ragam mesin kopi yang bisa membuat latte art sendiri. Seperti Thermoplan BW4, yaitu mesin pertama yang menggantikan barista membuat latte art dengan pola dasar heart bentuk hati.

Vania Novita Sari, salah satu peserta pelatihan latte art mengaku jika ini merupakan kali pertama ia menggambar di atas espresso. “Asik dan baru pertama kali nyoba masih agak kaku,” kata perempuan tersebut di sela mengikuti pelatihan di Excelso. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES