Peristiwa Daerah

Lakon Wayang Kulit “Sumilak Pedut Wiratha” Hibur Warga Tuban Bumi Wali Semalam Suntuk

Jumat, 23 Agustus 2019 - 20:56 | 486.47k
Gunungan wayang kulit sebelum pembukaan berlangsung semalam suntuk di Lapangan Perumahan Dinas Semen Indonesia, Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, Jumat (23/08/2019). (Foto: Safuwan/TIMES Indonesia)
Gunungan wayang kulit sebelum pembukaan berlangsung semalam suntuk di Lapangan Perumahan Dinas Semen Indonesia, Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, Jumat (23/08/2019). (Foto: Safuwan/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TUBAN – Warga Kabupaten Tuban Bumi Wali, The Spirit Of Harmony, malam ini dihibur pagelaran wayang kulit dengan lakon “Sumilak Pedut Wiratha” dengan dalang Ki Gondrong Alfrustasi Puji Darsono dari Lasem, Jawa Tengah, Jumat (23/08/2019).

Pagelaran budaya jawa dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74, itu sengaja digelar setiap setahun sekali oleh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk-Pabrik Tuban.

Wayang-Kulit-2.jpg

Kesenian peninggalan leluhur itu akan berlangsung semalam suntuk di Lapangan Perumahan Dinas Semen Indonesia, Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban.

Seni tradisional tersebut juga bakal dimeriahkan bintang tamu Gareng Wayang Wong dan Sinden Bule Agnes Serfuso dari Hungaria.

Senior Vice President (SVP) of Production Semen Indonesia, Joko Sulistiyanto menyatakan, upaya perusahaan untuk  menguri-uri budaya tanah air warisan leluhur dan sinergi dengan masyarakat sekitar.

“Kami berharap pagelaran wayang ini dapat lebih menumbuhkan semangat dan kecintaan masyarakat terhadap budaya Bangsa Indonesia ini,” ungkapnya.

Melalui pagelaran wayang kulit ini, Joko juga meminta kepada masyarakat Tuban untuk saling mencintai dan menghormati antarsesama, tidak membedakan golongan, ras, suku, maupun agama. Sehingga, tercipta kesatuan dan persatuan Indonesia.

Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Sumilak Pedut Wiratha”  mengisahkan, polemik perebutan kekuasaan di negara Adi Kuasa Wiratha dengan rajanya Sang Prabu Matswapati harus berhadapan dengan patihnya sendiri Arya Kincaka dan Rupa Kinca, dengan tantangan sayembara adu jago manusia.

"Yaitu jago yang dibawa oleh raja melawan jago andalan dari sang patihnya," lanjut Joko Sulistiyanto.

Di akhir cerita lanjut Joko, dimenangkan oleh jago dari Prabu Matswapati. Hal ini melambangkan sehebat apapun kekuatan lawan, dengan niat baik, berserah diri pada Allah, guyub rukun dalam bersinergi dan saling bahu membahu, maka akan menjadi kokoh tak tertandingi kekuatan kita. 

"Dalam hal ini perusahaan juga dihadapkan pada persaingan market yang luar biasa, karena kompetitor pun semakin bermunculan sehingga diperlukan upaya yang jauh lebih besar dari yang selama ini biasa kita lakukan agar Semen Indonesia tetap jaya dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat sekitarnya dan juga negara," tutup SVP of Production Semen Indonesia-Pabrik Tuban ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Tuban

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES