Peristiwa Daerah

Mahasiswa asal Papua Mengaku Orang Malang Ramah

Jumat, 23 Agustus 2019 - 19:43 | 129.46k
David Cristian Nauw, salah satu mahasiswa asal Papua yang hadir dalam acara Bhinneka Tunggal Ika Damai di Bumi Arema, Jumat (23/8/2019). (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
David Cristian Nauw, salah satu mahasiswa asal Papua yang hadir dalam acara Bhinneka Tunggal Ika Damai di Bumi Arema, Jumat (23/8/2019). (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Gerakan Malang Tunggal Ika yang digagas beberapa aktivis di Kota Malang berhasil menyatukan pemuda lintas daerah. David Cristian Nauw, mahasiswa asal Papua mengaku orang Malang ramah.

Hal tersebut disampaikan David seusai acara Gerakan Malang Tunggal Ika di Bundaran Simpang Balapan, Kota Malang, Jumat (23/8/2019).

Mahasiswa-asal-Papua-2.jpg

"Orang Malang tidak seperti yang diberitakan di medsos. Mereka ramah dan cinta perdamaian," ujar David, mahasiswa semester 7 itu.

Acara yang digagas gabungan dari beberapa elemen aktivis pemuda di Kota Malang ini dihadiri Wali Kota Malang, Wakil Wali Kota Malang, Kapolres Malang Kota, Kapolres Kabupaten Malang, Kapolres Batu, Dandim 0833 Kota Malang, Ketua PD XIII GM FKPPI Jawa Timur, Ketua PCNU Kabupaten Malang, Rektor UNIRA Malang, PMII Kota Malang, HMI Kota Malang, GMNI Malang Raya dan sejumlah mahasiswa Papua.

Mahasiswa-asal-Papua-3.jpg

Bertajuk Bhinneka Tunggal Ika Indah di Bhumi Arema, peserta yang hadir melakukan tanam pohon perdamaian bersama-sama Forkopimda di taman Simpang Balapan. 

Diakhiri menyanyikan lagu Papua berjudul Sajojo, seluruh peserta dan Forkopimda menari bersama dipandu mahasiswa asal Papua. 

David berharap, gerakan seperti ini bisa menyatukan elemen masyarakat yang majemuk atau beragam.

Mahasiswa-asal-Papua-4.jpg

"Saya harap dengan gerakan seperti akan mempersatukan kita semua," ujar mahasiswa asal Papua yang sedang studi di kampus ITN ini.

Sementara Dandim 0833/Kota Malang Letkol Inf Tomi Anderson berpesan kepada masyarakat Bhumi Arema untuk tidak terpancing isu SARA. 

"Kita sama-sama di sini karena kita Indonesia. Jangan terpancing isu SARA karena tanpa isu SARA pun kita tetap berbeda," tegasnya. 

Ia mengibaratkan seperti lidi. Lidi yang hanya berdiri sebatas saja tidak akan kuat. Namun, ketika lidi itu dikumpulkan maka akan menjadi kokoh dan sulit dipatahkan.

Seluruh peserta yang hadir berfoto bersama Forkopimda dan mahasiswa asal Papua. Acara itu mengundang perhatian sejumlah pengguna jalan di Bundaran Simpang Balapan Kota Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES