Tiap Tahun, Jumlah Penyintas Thallasaemia di Indonesia Meningkat Hingga 10 Persen
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Ketua Yayasan Thallasaemia Indonesia (YTI), Ruswandi mencatat jumlah penyintas Thallasaemia di Indonesia setiap tahunnya meningkat 8-10 persen.
Sebagai informasi, Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah yang diakibatkan oleh faktor genetika dan menyebabkan protein yang ada di dalam sel darah merah (hemoglobin) tidak berfungsi secara normal. Sampai saat ini penyakit thalasemia belum dapat disembuhkan.
“Penyintas Thallasaemia ini harus terus-menerus melakukan transfusi darah setiap bulannya, padahal sebagian dari mereka berasal dari keluarga kurang mampu,” kata Ruswandi saat menjadi pembicara dalam edukasi literasi keuangan pemasaran online yang digelar Yayasan Thallasaemia Indonesia menggandeng WOM Finance, Kamis (22/8/2019).
Transfusi darah berulang ini mengakibatkan zat-zat besi menumpuk di tubuh dan berisiko merusak organ-organ vital. Karena itulah, zat besi ini harus dibersihkan melalui obat pengikat zat besi atau kelasi besi (chelator).
Dengan situasi keterbatasan dan sakit itulah, juga masih minimnya perhatian pemerintah terhadap penyakit ini, ujar Ruswandi, penyintas Thallasaemia perlu diberdayakan sesuai kemampuannya.
“Mereka sangat butuh pekerjaan untuk menghidupi kehidupan sehari-hari mereka,” terang Ruswandi.
Dalam forum itu, ratusan penyintas Thallasaemia Jawa Tengah hadir mendengarkan paparan pemasaran digital yang diberikan para praktisi. Sebanyak 250 penyintas Thallasaemia yang hadir dari Banyumas, Purbalingga, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Klaten, Wonosobo, Solo dan Jakarta.
Pembicara forum itu, Rizky Ria Maulina, selaku Non Dealer Salea (NDS) MotorKu Division Head WOM Finance DIY Jateng menyatakan dalam pelatihan itu peserta mendapatkan pemaparan mengenai perusahaan pembiayaan lebih mendalam.
“Khususnya mengenai manfaat, produk dan risiko perusahaan pembiayaan serta pengaplikasiannya melalui platform internet,” paparnya.
Dari pelatihan itu para penyintas itu diharapkan menguasai berbagai teknik pemasaran online yang bisa menjadi bekal hidup mereka kemudian hari. Ria mengatakan pelatihan literasi keuangan untuk penyintas Thallasaemia untuk mendukung efektivitas dan sosialisasi dalam peraturan SEOJK No.1/SEOJK.7/2014 tentang pelaksanaan edukasi dalam rangka meningkatkan Literasi Keuangan kepada masyarakat. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |