Pemerintahan

Pasar TPID di Batam akan Dipasang Videotron Informasi Harga Kebutuhan Pokok

Selasa, 20 Agustus 2019 - 16:55 | 34.52k
Gustian Riau, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam. (Foto: Dokumen/TIMES Batam)
Gustian Riau, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam. (Foto: Dokumen/TIMES Batam)

TIMESINDONESIA, BATAMPasar TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kota Batam akan menjadi contoh penerapan videotron sebagai media informasi seputar harga kebutuhan pokok. Lokasi pasar TPID ini berada di Pasar Grand Niaga Mas Kecamatan Batamkota, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

“Kenapa pakai videotron? Supaya terlihat baik oleh penjual maupun pembeli. Kalau pakai layar kecil tidak terlihat. Kalau pakai tulis tangan, nanti ada tangan jahil yang menghapus,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau di Batam Centre, Selasa (20/8/2019).

Penggunaan videotron ini, menurut Gustian Riau, tidak akan membuat harga kebutuhan pokok di pasar tersebut menjadi mahal. Karena operasional layar digital berukuran besar ini tidak dibebankan ke pedagang.

“Nanti di videotronnya bisa pasang iklan. 90 persen untuk informasi harga. 10 persen iklan. Jadi biaya operasionalnya bisa dari iklan itu,” tuturnya.

Pedagang di Pasar TPID ini adalah distributor bahan kebutuhan pokok (bapok). Total ada 60 pedagang dari 15 jenis distributor.

Pasar TPID ini nantinya akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok. Seperti beras, gula, minyak, daging, telur, hingga sayur-mayur, dan ikan.

“Karena ini langsung dari distributor dan petani binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, maka harganya lebih murah dari pasar lain,” kata Gustian.

Penjualan di Pasar TPID ini dibatasi jumlahnya, tidak boleh terlalu banyak. Hal ini guna menghindari pembelian untuk dijual kembali. Karena target dari pasar ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Supaya bisa mendapatkan bapok dengan harga terjangkau. Sehingga bisa menekan angka inflasi di Kota Batam.

“Skala prioritasnya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Karena pengaruh besar inflasi di situ. Pihak distributor sudah tahu siapa yang akan mereka terima untuk membeli di sana. Tak boleh beli banyak. Pembeliannya yang wajar saja, untuk kebutuhan rumah tangga, supaya merata,” kata dia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Batam

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES