Pendidikan

Staf Khusus Presiden beri Kuliah Perdana Tantangan Bonus Demografi di FEB UB Malang

Minggu, 18 Agustus 2019 - 18:23 | 41.91k
Prof. Ahmad Erani Yustika, Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi sebagai pemateri. (FOTO: Istimewa)
Prof. Ahmad Erani Yustika, Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi sebagai pemateri. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANG – Fakultas Ekonomi dan Bisnis UB (Universitas Brawijaya) Malang menggelar kuliah perdana dengan tema Bonus Demografi dan Pembangunan Ekonomi Lokal di Era Digital, Senin (19/8).

Kuliah perdana yang bertempat di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya ini merupakan bagian dari rangkaian acara penyambutan mahasiswa baru dari jenjang S1, S2, dan S3 sebagai bentuk edukasi awal pada mahasiswa baru di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Prof. Ahmad Erani Yustika, Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi sebagai pemateri memaparkan beberapa kata kunci bonus demografi, abad digital, pembangunan ekonomi lokal. Ini merupakan tantangan perekonomian Indonesia mendatang.

“Berkah demografi merupakan berkah negara-negara yang memiliki penduduk usia 15-64 tahun, karena masuk usia produktif,” ujarnya.
Dalam kuliah perdana ini juga disampaikan bahwa sekarang usia di atas 64 tahun juga masih produktif seperti contohnya Profesor masih bisa berkarya hingga umurnya 70 tahun lebih, juga pengusaha-pengusaha yang memiliki usia senilai angka tersebut.

Erani-Yustika.jpg

Ada 19 negara-negara yang memiliki berkah demografi seperti Uni Emirat Arab, Saudia Arabia, Paistan, Indonesia, hingga jepang. Berkah demokrafi kemanfaatannya akan dirasakan Indonesia paling baik antara tahun 2020 hingga 5-10 tahun. Akan tetapi ada catatannya, percuma apabila kita punya bonus demografi banyak, tetapi kualitasnya/mutunya belum memadai untuk meningkatkan perkembangan ekonomi.

IPM Indonesia ada tren meningkat namun pelan sebesar 71,39 yang didasarkan pada akses pendidikan, pendapatan, dan kesehatan dikategorikan tinggi karena diatas 70 serta pemeraataan IPM ini juga dirasakan semua wilayah di Indonesia.

Untuk sektor kesehatan, pada tahun 2018 masih terdapat 37% balita di Indonesia dalam kondisi stunting. Itu artinya pada tahun 2033 ada 37% tenaga kerja di Indonesia tidak optimal karena pada saat bayi kondisinya tidak optimal. Mereka bisa berkarya, bisa bekerja, namun tidak optimal yang merupakan tantangan di sektor kesehatan untuk menurunkan tingkat stunting hingga 20%.

“Kesehatan masyarakat juga dilihat berdasarkan jumlah perokok. Semakin tinggi jumlah perokok suatu negara semakin tinggi jaminan kesehatan yang harus disediakan selain itu juga akan berpengaruh pada produktivitas penduduk. Indonesia menduduki nomor satu perokok aktif sebesar 39.9%,” lanjut profesor asal Ponorogo ini.
 
Erani juga berujar mahasiswa FEB Universitas Brawijaya harus dipersiapkan untuk bisa menghadapi lompatan pembangunan ekonomi dan lebih produktif.

Kata kunci berikutnya yakni abad digital yang mana ada negara-negara yang siap dengan abad ini dan ada negara yang tidak siap, tidak hanya itu perusahaan pun jika tidak siap juga akan digulung oleh perubahan teknologi tersebut. Ekonomi digital di Indonesia akan meningkat 8 kali lipat pada 2022 atau akan tembus 65 miliar.

Teknologi digital berpotensi menambah 3,7 juta lapangan kerja baru di Indonesia. Lima perusahaan besar dunia adalah berbasis teknologi, kelima perusahaan ini bertarung dalam era teknologi. Industri-industri kimia, tekstil, dan minyak berangsur-angsur turun dan di duduki oleh perusahaan-perusahaan yang berbasis teknologi, sebagai contoh facebook dan Amazon.

Di Indonesia ada gojek, grab, amartha, ovo, bukalapak, dan lazada. Indonesia juga menyiapkan dengan gerakan nasional 1000 start up mempersiapkan bentu unicorn baru selain itu pemerintah juga menyiapkan UMKM Go-Online.

Kata kunci ketiga pembangunan ekonomi lokal, ketika anda membangun ekonomi-ekonomi di kampung anda dan anda bisa membuat perubahan di wilayah tadi maka anda sama dengan orang-orang yang berkiprah di nasional maupun Internasional.

Melibatkan institusi lokal, untuk melakukan perubahan di daerah-daerah sangat bagus, akan tetapi mereka sumber daya manusianya kurang akan pengetahuan. Percepatan pembangunan ekonomi lokal diwujudkan dengan adanya dana desa dan perkembangannya sangat baik dari awal tahun peluncurannya hingga sekarang.

Kuliah perdana ini diikuti dengan antusias oleh mahasiswa FEB UB Malang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES