Bayi Orangutan 'Bonbon' Sapa Pengunjung Bali Safari and Marine Park
TIMESINDONESIA, GIANYAR – Hari Orangutan Sedunia yang diperingati 19 Agustus 2019, menjadi hari istimewa bagi bayi Orangutan bernama Bonbon untuk menyapa para pengunjung Bali Safari and Marine Park.
Bonbon merupakan salah satu satwa yang berhasil diselamatkan dari upaya penyelundupan bayi orangutan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, yang sempat menghebohkan dunia internasional.
Dokter Hewan Bali Safari and Marine Park, drh Ni Made Yunik Novita Dewi, menyampaikan kondisi Bonbon telah membaik dan kini sudah bisa beraktivitas dengan normal.
Kini, para pengunjung Bali Safari and Marine Park pun bisa melihat kelucuan dan aktivitas Bonbon di tempat bermainnya. Tingkah polah Bonbon ini menunjukkan kondisi yang semakin sehat dan terlihat gembira. Kami harap ini juga bisa menggunggah kepedulian pengunjung dan masyarakat pada umumnya terhadap pelestarian Orangutan.
"Adanya berbagai aktivitas pada hari Orangutan Sedunia, diharapkan kesadaran masyarakat dunia terhadap lingkungan terutama ekosistem hutan tropis yang merupakan habitat orangutan semakin tinggi, sehingga dapat mendukung peningkatan populasi Orangutan," kata Yunik, Senin (19/8/2019).
Yunik menyampaikan Orangutan menjadi satwa kebanggaan Indonesia dan termasuk ke dalam spesies primata terbesar di Asia. Terdapat tiga sub-species orangutan yaitu Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus), Orangutan Sumatera (P.pygmaeus abelii) dan Orangutan Tapanuli (P. pygmaeus tapanuliensis).
Kondisi populasi ketiga sub-species orangutan tersebut kini terus mengalami penurunan. Beradasarkan data dari IUCN Red-List, Orangutan termasuk ke dalam kategori kritis (Critically Endangered).
"Bukan tidak mungkin, jika tidak ada upaya yang nyata dalam penyelamatan orangutan, spesies ini hanya tinggal menunggu waktu untuk punah," katanya.
Ia menyebutkan penurunan populasi Orangutan disebabkan oleh kerusakan habitat akibat perubahan fungsi hutan menjadi permukiman dan perkebunan. Perburuan satwa ini juga tidak bias dianggap sebelah mata, karena perburuan liar orangutan juga memberi dampak bagi penurunan populasi orangutan.
Banyak induk orangutan diburu untuk mendapatkan anaknya sehingga nantinya anaknya bisa diperdagangkan untuk dijadikan hewan peliharaan.
Seperti kasus penyelundupan bayi orangutan di bandara yang sempat menghebohkan dunia internasional. Kasus tersebut bermula dari keinginan untuk menjadikan orangutan sebagai hewan peliharaan.Pada 22 Maret 2019, penyelundupan bayi orangutan yang berusia dua tahun di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, berhasil digagalkan. Kesigapan petugas bandara dan BKSDA menjadi hal penting dalam upaya penyelamatan orangutan di Indonesia.
Bali Safari Park sebagai Lembaga konservasi yang memiliki komitmen tinggi dalam konservasi satwa mengambil peran dalam upaya penyelamatan orangutan tersebut.
Selama menunggu masa penyelidikan dan proses peradilan selesai, BKSDA menitipkan bayi Orangutan yang bernama Bonbon tersebut di Bali Safari and Marine Park karena dianggap memiliki fasilitas, SDM dan manajemen satwa yang lebih baik untuk perawatannya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Bali |