Ekonomi

Petani Gagal Panen, Picu Kenaikan Harga Cabai di Batam

Senin, 19 Agustus 2019 - 18:31 | 47.24k
Gustian Riau, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam. (Foto: Istimewa)
Gustian Riau, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BATAM – Kenaikan harga cabai di Kota Batam disebabkan gagal panen di daerah penghasil, seperti petani di Medan, Sumatera Utara, yang kehilangan 100 hektare cabai. Padahal Medan merupakan salah satu pemasok cabai yang cukup banyak bagi Batam.

“Cabai naik signifikan. Kenaikan karena wilayah penghasil gagal panen karena kemarau panjang. Sehingga yang bisa pasok hanya Yogya dan Mataram,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Gustian Riau, Senin (19/8/2019).

Menurut Gustian, harga bahan pokok di Batam termasuk lebih murah dari daerah lain, seperti di Tanjungpinang. Juga di beberapa pasar di Jakarta yang disurvei.

Harga cabai di Batam saat ini Rp 90.000 per kilogram. Sedangkan di Pasar Kramat Jati Jakarta harga cabai merah keriting Rp 100 ribu per kilogram.

Komoditas lain yang menjadi perhatian Disperindag adalah telur ayam. Di Batam telur dijual Rp 21.000 per kilogram. Sementara di Pasar Kramat Jati Rp 24.000, dan Pasar Minggu Jakarta Rp 23.000 per kilogram.

“Harga telur sudah alami penurunan jauh sekali. Posisi sekarang lagi panen sehingga stok berlebih di Kota Batam,” tuturnya.

Gustian mengatakan sudah banyak hal yang dilakukan Disperindag untuk mengevaluasi harga pasar. Seperti memeriksa seluruh gudang distributor, hingga koordinasi dengan Bea Cukai dan Karantina.

“Kita jumpai Bea Cukai dalam hal ini pemasok barang adakah kendalanya. Ternyata cuma butuh 7 menit selesai. Ke Karantina dalam rangka adanya isu terkait jenis barang yang alami kesulitan masuk. Sekarang justru kemudahan pelayanan. Intinya tak ada satu pun kendala dari pengangkutan sampai pengecekan barang yang masuk, dari kebutuhan pokok,” ungkap mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Batam ini.

Pemeriksaan ke gudang distributor, sambung Gustian, tak sekadar mengecek ketersediaan stok pangan. Tapi juga melihat kondisi kebersihan gudang.

“Ini kan untuk menyimpan makanan, kalau kotor, tak bersih, yang mengkonsumsinya nanti adalah masyarakat Batam,” kata Gustian Riau, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Batam

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES