Pendidikan

Amaris Mariawasi Menempuh Perjalanan Panjang Demi Kuliah di Unitomo

Senin, 19 Agustus 2019 - 14:41 | 98.92k
Amaris Mariawasi (kiri) bersama Emolita (kanan), keduanya merupakan mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Universitas Dr Soetomo, Senin (19/8/2019). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Amaris Mariawasi (kiri) bersama Emolita (kanan), keduanya merupakan mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di Universitas Dr Soetomo, Senin (19/8/2019). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYAAmaris Mariawasi tetap semangat menyelesaikan studi di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Jawa Timur. Mahasiswa asal Papua tersebut bercita-cita membudidayakan tambak ikan di kampung halamannya. Ilmu dari Fakultas Pertanian Unitomo akan ia terapkan kelak saat selesai kuliah.

Bagi Amaris, Unitomo dan Surabaya merupakan rumah kedua. Meskipun berkali-kali insiden terjadi pada mahasiswa Papua di Surabaya. Terutama bagi mahasiswa yang tinggal di Asrama Mahasiswa Papua, Jalan Kalasan. Semangat Amaris melanjutkan pendidikan tak pernah padam. 

“Kami tetap semangat kuliah. Namun kami sedih ketika teman-teman kami diperlakukan seperti itu. Sedangkan sebenarnya masyarakat memperlakukan kami dengan baik,” kata Amaris.

Perjuangan Amaris Mariawasi bukanlah hal mudah. Dari Kampung Yaru, Distrik Aroba, Teluk Bintuni, Papua Barat menuju Kecamatan Babo, ia menyeberang lautan menggunakan long boat selama satu setengah jam untuk naik kapal perintis. 

menempuh-pendidikan.jpg

“Dari desa, kami naik kapal kecil satu jam lalu kapal perintis selama 24 jam,” cerita mahasiswa semester empat tersebut.

Dari Kecamatan Babo perjalanan berlanjut menggunakan kapal perintis ke Sorong selama 21 jam lebih. “Dari Sorong ke Juanda selama 1 hari penuh. Kalau kapal 4 hari 4 malam,” demikian sambungnya.

Dia tidak sendiri, banyak mahasiswa dari Papua juga mengalami perjuangan serupa. Mereka ke Surabaya untuk mencari ilmu agar bisa diterapkan saat pulang ke kampung halaman. 

Namun, mau tidak mau berita penyerangan mahasiswa di Asrama Papua sangat mempengaruhi secara psikologis. 

“Kami sempat pulang saat kejadian tahun lalu selama satu bulan. Bersama teman-teman satu Kabupaten Teluk Bintuni sekitar 15 orang,” urainya. 

Selama satu bulan Amaris harus pulang untuk mencari rasa aman. Tentu saja ia banyak kehilangan materi pelajaran di kelas. Sampai informasi situasi kondusif turun dari rekan-rekannya.

“Lalu kami kembali lagi karena dapat nformasi teman dan kondisi sudah aman. Sekarang terjadi lagi dan orang tua sudah siapkan tiket. Saya disuruh balik dulu,” tambah Amaris, didampingi Emolita, gadis semester tujuh di fakultas yang sama. 

menempuh-pendidikan-2.jpg

Keduanya boleh sedikit lega, karena Rektor Unitomo, Bachrul Amiq, akan memberikan jaminan keamanan. Hal tersebut disampaikan rektor saat pertemuan informal bersama mahasiswa Papua di Ruang Proklamasi, Senin (19/8/2019). Pihak kampus akan melakukan koordinasi tentang jaminan keamanan bagi mahasiswa dengan kepolisian.

“Saya rektor ingin menjamin bahwa mahasiswa Papua dapat menjalankan pendidikan dengan baik. Kami jamin kalian bisa berkuliah di sini dengan aman,” terang rektor.Edisi-Senin-19-Agustus-2019-papua-sby.jpgAmaris berharap dengan jaminan tersebut bisa melanjutkan pendidikan dengan aman saat ini maupun bagi generasi mahasiswa Papua selanjutnya. Karena saat pulang nanti ia tak mau sia-sia.

“Saya ingin bagaimana cara membuka budidaya usaha tambak ikan karena di sana belum banyak. Harapan saya kejadian ini tidak boleh terulang kembali saya ingin kuliah sampai selesai dan adik-adik bisa kuliah di Unitomo,” kata Amaris Mariawasi, salah satu mahasiswa asal Papua yang kuliah di Unitomo Surabaya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES