Peristiwa Daerah

Tersangkut Di Puncak 17 Meter, Seorang Prajurit Memeluk Turun Sang Saka Merah Putih

Minggu, 18 Agustus 2019 - 22:03 | 410.69k
Babinsa desa Bajulmati, Sertu I Wayan Budiartono, memanjat puncak 17 meter saat Merah Putih tersangkut. (Foto: Istimewa)
Babinsa desa Bajulmati, Sertu I Wayan Budiartono, memanjat puncak 17 meter saat Merah Putih tersangkut. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sebuah insiden kecil terjadi saat upacara penurunan bendera peringatan HUT ke-74 RI di di lapangan Tawangalun Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Tiba-tiba saja Sang Saka Merah Putih tersangkut di atas tiang.

Tanpa komando dan pengamanan seorang serdadu berlari dan memanjat tiang bendera memeluk turun Sang Saka Merah Putih. Dialah I Wayan Budiartono. Seorang tentara Indonesia berpangkat Sertu. Dengan gagah berani menaiki tiang bendera setinggi 17 meter tanpa rasa takut sedikitpun.

Sore itu, seluruh peserta upacara penurunan bendera, mendadak tegang dan panik saat tali bendera macet. Rasa gugup mulai nampak pada raut muka pasukan pengibar, keringat menetes diiringi tangan gemetar. Sesekali mereka menarik dan melirik ke atas, menatap Sang Merah Putih yang enggan turun dari puncak 17 meter itu.

Dari sisi kanan, sebelah barisan. Berlari kencang seorang serdadu, mengenakan topi tak beralas kaki. Ditatapnya Merah Putih itu, dengan kaki kanan ia mendorong tubuh berbalut seragam lengkap itu mulai mendekap tiang besi.

Otot-otot Sertu Budiartono nampak menyembul dari balik kulit tangan kanannnya, disambut kaki kiri yang berusaha mengapit tiang, dengan cepat ia memanjat. Silau mentari sore samar-samar mulai kerdipkan mata, hembusan angin menerpa, menggoyangkan tiang. Memacu adrenalin menggapai puncak 17 meter demi Sang Saka.

Senyum lega nampak di wajahnya, kala Sang Saka sudah diraihnya. Dalam pelukan, serdadu itu membawa turun Bendera Indonesia. Ribuan pujian dan cuitan menghujaninya, namun ini bukan soal sanjungan atau tepuk tangan. Demi Sang Merah Putih, nyawa telah ia sumpahkan.

Gemuruh suara peserta memenuhi lapangan, kilat-kilat cahaya terpancar dari ponsel peserta yang berlomba-lomba memotretnya. Sekejab, aksi heroiknya menyerbak di segala penjuru dunia maya. Seisi penghuni Bumi Blambangan, mengacungkan jempol padanya.

"Sekali lagi, ini sebuah pengabdian. Tubuh seolah bereaksi begitu saja. Untuk memperjuangkan Indonesia, kita tidak mengenal rasa takut jenis apapun," kata Sertu Budiartono.

Apresiasi juga terlayangkan dari Dandim 0825/Banyuwangi, Letkol inf Yuli Eko Purwanto. Letkol Yuli merasa bangga sekaligus kaget dengan aksi heroik yang dilakukan oleh Babinsa Desa Bajulmati tersebut. Dengan keberanian yang tinggi ia memanjat tiang hingga puncak dan membawa turun bendera Merah Putih.

"Saya sangat mengapresiasi keberanian Sertu Budiartono. Berkatnya, kegiatan sakral ini dapat berlangsung hingga selesai," kata Dandim baru, pengganti Letkol Inf Ruli Nuryanto itu, Minggu (18/8/2019).

Letkol Yuli berharap, dalam momen peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di Banyuwangi ini, agar semua insan untuk dapat mengisi dengan kegiatan yang positif.

Berkaca dari keberanian seorang serdadu yang memanjat puncak 17 meter saat bendera tersangkut dan memeluk turun Sang Saka Merah Putih. "Jiwa patriotisme seperti itu patut ditumbuhkan dalam bulan kemerdekaan ini," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES