Peristiwa Daerah

Antara Legenda dan Sejarah, Lomba Bidar Jadi Acara Tahunan 17 Agustus di Palembang

Minggu, 18 Agustus 2019 - 19:04 | 277.46k
Antusiasme masyarakat menyaksikan lomba bidar. (Foto: Rochman/TIMES Indonesia)
Antusiasme masyarakat menyaksikan lomba bidar. (Foto: Rochman/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PALEMBANG – Setiap 17 Agustus dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI, di Sungai Musi selalu digelar perlombaan bidar dan perahu hias. 

Acara ini menjadi tontonan tahunan masyarakat bahkan ribuan orang tumpah ruah di pinggiran Sungai Musi terutama di Kawasan Benteng Kuto Besak dan Jembatan Ampera. 

Makna Bidar sendiri berdasarkan catatan literasi adalah kependekan dari Biduk Lancar.

Perlombaan yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini sekaligus menyedot kedatangan para wisatawan baik lokal maupun manca negara.

Tipe perahu yang digunakan adalah perahu bidar tradisional dengan spesifikasi memiliki panjang 29 meter dan lebar 1,5 meter serta tinggi 80 cm. Perahu bidar jenis ini membutuhkan 55 orang pendayung.

Secara historis awal mula Lomba Perahu Bidar ini menurut catata literasi bermula dari perlombaan dua pemuda, yang bernama Kemala Negara dan Dewa Jaya.

Keduanya bertanding dengan tujuan untuk memperebutkan seorang gadis bernama Dayang Merindu.

Dalam perlombaan bidar itu berakhir dengan kisah tragis, dimana kedua pemuda yang mengikuti pertandingan tewas akibat perahu yang mereka gunakan terbalik. Sementara Dayang Merindu dikisahkan bunuh diri, karena tidak sanggup menahan kesedihan.

Namun berdasarkan dokumentasi sejarah, Perlombaan Perahu Bidar mulai diselenggarakan pada sekitar tahun 1898, saat perayaan ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina.

Meskipun Lomba Perahu Bidar adalah tradisi bawaan dari kolonial Belanda, masyarakat Kota Palembang memandangnya sebagai warisan sejarah yang patut dilestarikan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Palembang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES