Kopi TIMES

Kisah Gus Dur dan Idhul Qurban

Sabtu, 10 Agustus 2019 - 11:15 | 188.51k
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dura). (FOTO: Istimewa)
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dura). (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Selalu saja saya teringat Gus Dur, ketika bertemu teman dari lintas agama. Kemarin saya diundang bicara dalam Forum Kerukunan Umat Beragama.

Meski jawa timur, umat muslim sangat mayoritas. Niscaya umat beragama lain jumlahnya juga berjuta jiwa. Jika digabungkan menebal jumlah cacah jiwa. Maka kok rasanya ganjil, setiap acara berdoa dalam sebuah upacara. " Marilah kita berdoa, untuk umat muslim mengikuti doa ini. Untuk yang beragama lain, mohon berdoa menurut keyakinan masing" .

Begitu ucap sang pemimpin doa. Kok, saya kira lebih enak, langsung saja berdoa. Toh, penganut agama lain, pasti merapal doa dalam bibir dan hatinya dengan menuju keyakinan agama masing-masing.

Seorang teman dulu era di kampus malah melucu . Agama di Indonesia menurutnya hanya ada dua. Lho, kok bisa ? Sebab biasanya ada kalimat salam : Asssalamu alaikum, kepada yang beragama lain, saya ucapkan selamat pagi". Dari praktik salam itu, teman saya menyimpulkan, bahwa di Indonesia hanya ada 2 agama. Agama Islam dan agama lain.

Padahal sejatinya, ada 6 agama resmi yang dipeluk umat beragama di Indonesia. Anda harus hafal, yaitu : Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha. Serta  Kong Hu Cu yang disahkan era Gus Dur jadi Presiden.

Nah, Gus Dur ini punya segepok cerita betapa ringannya urusan kerukunan umat beragama. Semisal, dalam satu forum dengan umat Hindu. Beliau berujar, " umat Hindu itu teramat dekat dengan Islam, terutama pada NU. Sebab salah satu dewa yang dihormati, bernama dewa  Whisnu. Berarti wisnu, Wis NU". Tentu saja hadirin tergelak tawa.

Hingga suatu ketika menjelang peristiwa Idhul Adha, dalam satu diskusi akademik di kampus Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, seorang mahasiswa yang kritis bertanya pada Gus Dur.

" Pak Kyai, seperti kita ketahui, keterangan peristiwa penyembelihan putra Ibrahim AS dijelaskan secara berbeda. Umat Islam dalam Al-Quran secara gamblang diterangkan, bahwa putra Ibrahim, yaitu Ismail, diperintahkan Allah SWT untuk disembelih sebagai qurban.

Dengan menghela nafas, sang mahasiswa melanjutkan. " sedangkan dalam kitab Injil umat Katolik, diyakini  putra Abraham, yang dikurbankan adalah Ishaq. Terus di antaranya, mana yang benar, Pak Kyai ? ".

Sang mahasiswa rupanya bangga punya pertanyaan bagus. Dia berfikir KH Abdurrahman Wahid dengan segudang pengetahuannya akan berbicara panjang, menafsirkan berbagai kisah dan prediksi-prediksi rumit seperti ahli sejarah kenabian.

Ternyata, kemudian Gus Dur, sembari terkekeh, hanya menjawab, " buat apa dipertanyakan ? Apalagi diperbandingkan.  Karena itu menyangkut keimanan masing-masing. Yang penting, yang disembelih adalah domba, alias kambing".

Jawaban lugas Gus Dur, cerdas dan singkat. Tapi memberi penjelasan. Bahwa Allah SWT Maha Berkehendak pada para Rasul-Nya.

*) Penulis : Akhmad Bayhaqi Kadmi, Humorolog/ Budayawan NU

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Bayhaqi Kadmi
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES