Sering Terkena Polusi Udara, Ini Bahayanya pada Ibu Hamil
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Polusi udara tak hanya mengganggu pernapasan. Bagi Ibu hamil, polusi udara bisa mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Apa saja gangguan kesehatan yang bisa terjadi pada ibu hamil akibat polusi udara?
1. Keguguran
Polusi udara, terutama udara yang mengandung nitrogen dioksida yang meningkat, dapat meningkatkan risiko keguguran. Alasan pasti mengapa paparan dengan polusi udara dapat meningkatkan risiko keguguran belum diketahui secara jelas. Namun, para ahli menduga adanya peningkatan peradangan pada plasenta dan stres oksidatif pada ibu hamil yang terpapar polusi udara.
2. Berat badan lahir rendah pada bayi
Beberapa studi menemukan paparan dengan polusi udara meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi. BBLR merupakan keadaan di mana bayi lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg.
Studi di London menemukan peningkatan BBLR sebanyak 15% untuk setiap peningkatan 5 µg/m3 polusi partikel. Studi lain menemukan ibu yang hamil tua pada periode Olimpiade 2008 di Beijing – ketika pemerintah menerapkan aturan ketat untuk menurunkan kadar polusi udara selama dua bulan – ternyata melahirkan bayi yang lebih berat.
3. Persalinan prematur
Studi yang dilakukan oleh University of York, Inggris Raya, menemukan hampir satu per lima kelahiran prematur dikaitkan dengan paparan terhadap polusi udara, terutama polusi partikel. Bayi prematur sendiri lebih berisiko terkena masalah atau keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
4. Gangguan kesehatan ibu
Paparan dengan polusi udara berpotensi menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Misalnya batuk, mengi, iritasi mata dan sinus, dan berbagai gangguan pernapasan. Gangguan kesehatan ini dapat menimbulkan dampak serius bagi wanita yang sedang hamil. Sebut saja, memicu kekambuhan asma pada ibu hamil. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : klikdokter.com |