Peristiwa Nasional

Ini Isi Pembicaraan Surya Paloh ketika Silaturahmi ke Rumah Buya Syafii Maarif

Selasa, 30 Juli 2019 - 19:45 | 65.39k
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif saat menerima Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di rumahnya, Selasa (30/7/2019). (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif saat menerima Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di rumahnya, Selasa (30/7/2019). (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif mendapat tamu kehormatan. Yaitu, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh di kediamannya Perum Nototirgo, Gamping, Sleman Selasa, DIY, Selasa (30/7/2019).

Kepada wartawan, Buya mengatakan dalam pertemuan 30 menit dengan Surya Paloh itu dirinya ia tak membahas soal pragmatisme politik. “Kami nggak bicarakan kekuasan, melainkan sesuatu yang lebih besar dari itu,” terang Buya.

Buya menambahkan, partai politik usai pemilu 2019 ini langsung memikirkan nasib dirinya sendiri bagaimana untuk pemilu lima tahun mendatang. Sehingga, tak ada yang memikirkan rakyat bagaimana lima tahun ke depan.

“Siapa yang memikirkan bangsa ini? Tampaknya teman ini (Surya Paloh) termasuk yang memikirkan bangsa itu. Itu yang mempertemukan saya dengan dia, mudah-mudahan partainya juga ikut dia," ujar Buya.

Buya pun juga sempat menyinggung soal kriteria menteri untuk kabinet yang akan dibentuk Presiden Jokowi mendatang.

“Kami bicara kalau bisa untuk periode yang akan datang ini, itu menteri menterinya betul betul patriot, nasionalis dan petarung," ujar Buya.

“Jadi menteri-menterinya yang berani. Jangan seperti sekarang ini, susah kita," ujarnya.

Surya Paloh dalam kunjungannya ke Buya itu mengatakan menjadi kesempatannya sebagai junior yang sedang kembali menemui seniornya.

“Sejujurnya, saya bukan orang yang gampang mengagumi orang. Namun kepada Buya, kekaguman saya sejak kenal dulu sampai sekarang masih ada," ujarnya.

Paloh mengaku dalam pertemuan itu memang ia sempat meminta pandangan Buya tentang persoalam kebangsaan saat ini.

“Buya ternyata sedang galau, saya bilang ke beliau, 'Saya ikut Buya, saya juga galau', tapi bukan berarti kami pesimis,” terang Surya Paloh.

Paloh mengatakan kegalauan itu merujuk pada upaya perubahan nasib bangsa di masa datang.

“Perjuangan kita makin berat. Kita harus mengajak seluruh komponen bangsa menyadari kalau kita masih melakukan kerja yang biasa-biasa saja, belum melakukan terobosan besar untuk perubahan ke depan,” terang Surya Paloh saat silaturahmi ke rumah Buya Syafii Maarif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES