Ekonomi

Investasi di Batam Ibarat Mengurai Benang Kusut

Rabu, 24 Juli 2019 - 16:12 | 60.53k
Menkumham RI, Yasonna Laoly. (FOTO: Istimewa)
Menkumham RI, Yasonna Laoly. (FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BATAM – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI (Menkumham RI), Yasonna Laoly mengatakan, saat ini dunia investasi di Batam seperti benang kusut. Dibutuhkan “operasi caesar” untuk mengurai benang kusut tersebut.

Ia mengatakan, perkembangan investasi di Pulau Batam menjadi perhatian khusus pemerintah pusat. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan selalu menekankan agar hal-hal yang menghambat investasi segera dibereskan.

“Dalam pidatonya tentang visi Indonesia, ada tekanan dan kegerahan yang dirasakan Pak Presiden, bahwa semua persoalan atau hambatan dalam investasi harus segera dibereskan,” kata Yasonna saat membuka Focus Group Discussion tentang penyelesaian masalah dan kendala investasi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam di Hotel Grand I Batam, Rabu (24/7/19).

Menurut dia, pusat sudah lama menyadari ada masalah besar di Batam. Masalah itu membuat daya saing Batam tertinggal dibanding kawasan ekonomi serupa di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia bahkan Vietnam hingga Cina.

“Kita sudah tertinggal jauh. Bahkan Vietnam sudah melompati kita, begitu pula Cina. Padahal, saat kita take-off dulu, mereka belum apa-apa. Tapi sekarang, Cina sudah menjadi pemain dunia. Vietnam sudah menjadi pemain besar di kawasan Asia,” katanya.

“Amerika, negara adidaya saja sangat khawatir dengan Cina. Begitu juga dengan Vietnam di Asia, sebelumnya dipandang sebelah mata kini mereka sudah sangat hebat,” sambung Yasonna.

Presiden Jokowi, lanjut Yasonna, mengatakan bahwa untuk memacu pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya mengandalkan APBN saja. Ada dua sektor penting yang harus didorong yaitu investasi dan ekonomi.

Dua sektor tersebut, kata Yasonna, berkaitan erat dengan birokrasi dan perizinan. Birokrasi inilah yang seringkali menjadi penghambat sehingga menghalangi pertumbuhan ekonomi negara.

Yasonna mengaku, pihaknya telah menerima laporan dan menghimpun dari banyak pihak terkait pelaksanaan paket kebijakan ekonomi pemerintah.

Batam, lanjut dia, sejak awal didesain untuk menjadi “kawasan alternatif” dari besarnya investasi di negara Singapura. Batam diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi kawasan tujuan investasi negara-negara luar.

Potensi Batam sangat besar. Secara lokasi, Batam berbatasan langsung dengan Singapura dengan jarak tempuh yang sangat singkat. Batam juga termasuk berada di tepian selat yang menjadi jalur atau lalulintas ekonomi tersibuk di dunia.

Namun, faktanya Batam seolah jalan di tempat. Banyak persoalan yang muncul, yang membuat iklim investasi tidak kondusif, terutama di sisi birokrasi pemerintahan.

“Seharusnya, jika desain dan masterplan Batam benar-benar dijalankan dengan baik, Batam sekarang sudah menjadi pusat ekonomi Indonesia yang bisa menyerupai Singapura. Tapi kenyataannya kan tidak. Mengapa itu terjadi? Itu sebabnya kami katakan, kita butuh operasi caesar untuk mengurai dan enyelesaikan permasalahan di Batam ini,” ujarnya.

Menurut Yasonna, persoalan-persoalan di Batam yang perlu mendapat perhatian serius di antaranya kewenangan penempatan tenaga kerja asing tertentu untuk kebutuhan investasi, kepastian perizinan dalam operasional FSU baik bersifat transhipment/receiving bunker, kepastian perizinan terkait Amdal yang berlaku di luar kawasan industri tetapi masih dalam KPBPB, serta soal persyaratan hak guna bangunan dalam birokrasi izin mendirikan bangunan.

Selain itu, terkait peraturan tata niaga ekspor-impor impor dari dan ke Batam, persoalan lahan, dan lainnya.

“Kita sangat, dan harus serius membereskan masalah-masalah tersebut. Harus ada keberanian, mendobrak zona nyaman. Kita harus satu langkah menjadikan Batam ini sebagai lokomotif pembangunan ekonomi Indonesia," tegasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Batam

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES