Wisata

DPRD DIY Dorong Jalan Malioboro Sepekan 2 Kali Bebas Kendaraan Bermotor

Rabu, 24 Juli 2019 - 15:37 | 79.60k
Suasana Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor pada Selasa Wage (23/7/2019). (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)
Suasana Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor pada Selasa Wage (23/7/2019). (FOTO: A Riyadi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTADPRD DIY meminta kepada pemerintah daerah (Pemda) DIY melakukan langkah lebih progresif dan efektif terkait kebijakan Malioboro bebas kendaraan bermotor.

Hal ini menyusul banyak masyarakat yang merasa nyaman ketika Jalan Malioboro setiap Selasa Wage bebas kendaran bermotor. Termasuk para wisatawan pun menyambut positif terhadap kebijakan car free day tersebut.

“Ya kalau bisa Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor tak hanya dilakukan setiap 35 hari sekali namun bisa dicoba dua kali dalam seminggu,” kata Anggota Komisi C DPRD DIY, Huda Tri Yudiana kepada TIMES Indonesia, Rabu (24/7/2019).

Huda menerangkan, pihaknya mendapat aspirasi dari berbagai pihak yang mendorong pemerintah daerah agar mulai melakukan dua kali ujicoba Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor.

Menurutnya, wisatawan yang berkunjung semakin nyaman dengan tidak adanya kepadatan lalu-lintas seperti yang biasa tersaji di pusat Kota Yogyakarta tersebut. 

“Semestinya ditambah menjadi sepekan dua kali. Misalnya, hari Sabtu dan Minggu. Ketika hari-hari libur itu Jalan Malioboro full pedestrian saya yakin semakin menarik wisatawan ke Yogyakarta,” papar Huda.

Sisi perekonomian masyarakat, lanjut Huda, sangat mungkin bertumbuh. Misalnya, penarik becak kayuh dan pedagang kaki lima Malioboro. Wisatawan pun bisa datang dengan lebih nyaman karena tidak terjadi macet.

“Efek positifnya misalnya penarik becak kayuh bisa bertambah penghasilannya. Wisatawan juga bisa dengan mudah jalan menuju lokasi PKL untuk makan atau membeli cinderamata,” sambung Huda. 

Sebagai langkah awal, ia akan menyampaikan aspirasi tersebut melalui rapat internal Komisi C DPRD DIY untuk nantinya menghadirkan instansi terkait seperti Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta hingga Dinas Perhubungan dan Kepolisian.

“Kita harus bahas juga kebijakan yang mengikuti, misalnya bus besar dilarang masuk kota dan disiapkan taman parkir di pinggiran yang tentu menjadi dampak positif juga menghidupkan perekonomian masyarakat di pinggiran kota,” tandas legislator Fraksi PKS ini. 

Trans Jogja menurut dia juga bisa memegang peran lebih penting daripada yang difungsikan saat ini. “Trans Jogja bisa menjadi shuttle dari taman parkir di pinggiran kota tadi, tentunya akan lebih hidup lagi,” pungkas dia. 

Di momen Selasa Wage (23/7/2019) kemarin, berbagai kegiatan bertema budaya dilakukan memanfaatkan momen Jalan Malioboro bebas kendaraan bermotor. Suasana di Jalan Malioboro yang biasanya begitu panas pun sedikit berbeda lebih nyaman karena berkurangnya gas buang kendaraan bermotor. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES