Indonesia Positif Ketahanan Informasi Nasional

Posko Penaggulangan Kekeringan, Cara Banjarnegara Mengurangi Kerugian Petani

Selasa, 23 Juli 2019 - 14:42 | 53.34k
Posko penanggulangan kekeringan Ds. Nderik Kec. Susukan. Kab. Banjarnegara. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Posko penanggulangan kekeringan Ds. Nderik Kec. Susukan. Kab. Banjarnegara. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
FOKUS

Ketahanan Informasi Nasional

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARAPosko penanggulangan kekeringan Ds. Nderik Kec. Susukan. Kab. Banjarnegara sudah diresmikan, Selasa (23/7/2019). Posko ini guna menghindari puso atau gagal panen karena bencana kekeringan yang terjadi di Banjarnegara.

Bupati Banjarnegara Budi Sarwono menyampaikan Banjarnegara dengan luas lahan baku sawah 13.478 ha 75% adalah irigasi teknis sedangnkan 25% irigasi non teknis/pedesaan atau tadah hujan.

"Khususnya untuk sawah irigasi non teknis/irigasi pedesaan dan sawah tadah hujan kami berharap pada kelompok tani untuk memahami fenomena alam yang terjadi sehingga terjadinya gagal panen (puso) dapat dihindari," ungkapnya.

Penaggulangan-Kekeringan.jpg

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Totok Setya Winarna, S.Pi mengajak seluruh petani untuk memperhatikan beberapa catatan penting agar puso dapat diantisipasi. Diantaranya melaksanakan pola tanam secara benar. Melakukan percepatan tanam kalau bisa dengan sitem pethuk. Mamaksimalkan penggunaan alat mesin pertanian. Menggunakan air irigasi secara bijak. Dan pada musim tanam II (MT II) gunakanlah varitas padi umur pedek.

Ia juga menambahkan Dinas Pertanian Banjarnegara dan jajaranya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengurangi dapak kekeringan yang terjadi di tahun ini dengan berbagai upaya. Seperti penyaluran Alat Mesin Pertanian (Pompa Air) dan kelengkapannya, pendampingan kelompok namun karena ketersediaan air di lahan yang terbatas maka penyelamatan tanaman padi menggunakan sistem prioritas.

Sedangkan tanaman padi yang bisa diselamatan akan diupayakan semaksimal mungkin tetapi yang sudah tidak diselamatakan maka tanaman tersebut dimasukan ansuransi pertanian (AUPT).

air-Penaggulangan-Kekeringan.jpg

Pada kesempaten itu Kepala BBPP Batu Wasis Sarjono.S.Pt M.Si yang juga penanggung jawab (PJ) Kabupaten Banjarnegara menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian selaku penanggung jawab (PJ) Upaya Khusus (UPSUS). Dalam pencapaian target swasembada pangan telah banyak dilakukan salah satunya pendampingan, mendorong luas tambah tanam (LTT).

Ia mengungkapkan kegiatan tersebut tentunya tidak serta-merta berhasil begitu saja. Kemarau yang maju dari prediksi hal tersebut mengakibatkan tanaman padi yang baru di tanam 15 Hari Setelah Tanam (HST) yang mengalami kekurangan air.

Tentunya hal ini akan merugikan petani karena mereka akan mengalami kegagalan panen. Untuk mengurangi kerugian tersebut PJ UPSUS, Dinas Pertanian dan TNI berupaya mencarikan sumber air dan melakukan penyedotan agar kebutuhan air untuk menyuplai air sampai panen tercukupi dan lahan yang terdampak untuk masuk ke Ansuransi Usaha Tani Padi (AUTP). "Jadi seandainya terjadi puso kerugian petani bisa dikurangi," kata Wasis. Ia pun berharap posko penanggulangan kekeringan di Banjarnegara ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES