Kopi TIMES

Berpikir Positif

Rabu, 24 Juli 2019 - 09:01 | 230.14k
Rochmat Wahab, Yogyakarta (Foto: TIMES Indonesia)
Rochmat Wahab, Yogyakarta (Foto: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTARELASI antarmanusia yang menjadi aktivitas kita seharusnya kita dapat jalani dengan damai dan harmoni, tanpa ada konflik yang tidak perlu. Saling respek, saling menghargai dan saling menghormati menjadi spirit dan perilaku yang mendominasi. Untuk mewujudkan situasi dan kondisi ini harus dimulai dengan positive thinking (berpikir positif) atau husnudz dzon, jauh dari negative thinking atau suu-udz dzon.

Positive Thinking adalah suatu sikap mental yang mana kita harapkan hasil yang baik dan menyenangkan. Dengan kata lain bahwa positive thinking adalah proses menghasilkan pemikiran yang menciptakan dan mentransformasikan energi ke dalam suatu realitas. Jiwa yang positif menunggu kebahagiaan, kesehatan dan suatu akhir yang menbahagiakan dalam berbagai situasi.

Remez Sasson mengenalkan ada lima alasan yang membuat kita seharusnya berpikir positif, di antaranya yaitu (1) Kebahagiaan, suatu sikap positif dapat membangkitkan kebahagiaan, (2) Motivasi, berpikir secara positif dapat membantu dalam menuntaskan mewujudkan mimpi dan mencapai tujuan, dan menyelesaikan tugas lebih mudah, (3) Self Esteem, jika kita mengadopsi sikap positif dan berpikir secara positif, maka kita akan memiliki pendapat terhadap diri kita yang lebih baik, (4) Kesehatan yang lebih baik, orang yang berpikir secara positif selalu lebih energik dan sehat daripada orang berpikir negatif, dan (5) Hubungan yang membaik, orang cenderung mendekat untuk menyukai orang-orang yang berpikir positif, dan menjaga jarak dengan orang-orang yang berpikir negatif.

Selain dari semua tersebutkan sebelumnya, bahwa keuntungan yang dapat dimiliki orang yang suka berpikir positif, di antaranya: bisa mengurangi stres sehari-hari, memiliki kepercayaan diri, hidup lebih lama, hidup lebih bahagia, akan memiliki lebih banyak teman, dan manajemen lebih baik dalam membuat keputusan penting. Masih banyak lagi yang didapat dengan berpikir positif. Yang jelas insya Allah menyehatkan lahir dan batin.

Bagaimana manfaat secara spiritual yang bisa kita petik dengan positive thinking atau husnudz dzon. Setidak-tidaknya ada sejumlah dalil naqli yang bisa kita petik nilai-nilai kebaikannya.

1. Usahakan untuk ber-husnudz dzan.

Allah SWT berfirman :”Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. an-Nisa: 11). Adapun Rasulullah bersabda, bahwa Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya, jika dia mengingat-Ku.” (HR. Bukhari 7405 & Muslim 6981)

2. Usahakan untuk menjauhi suu-udz dzan.

Allah swt berfirman, yang artinya “Hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulak kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat, lagi Maha Penyayang." (Quran Surat Al-Hujurat (49) :12).  Selain dari itu Rasulullah Saw bersabda: "Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling bohong." (HR Muttafaq Alaihi).

Ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk membiasakan ber-positive thinking, di antaranya: (1) Menggunakan waktu dengan orang-orang yang berpikir positif, (2) Bertanggungjawab  terhadap setiap perilaku kita, (3) Berkontribusi kepada masyarakat, (4) Membaca bahan yang mendorong berpikir positif, (5) Mengenali dan mengganti pikiran-pikiran negatif, (6) Memantapkan dan bekerja untuk mencapai tujuan, (7) Mempertimbangkan konsekuensi dari pikiran negatif, (8)  Memberikan penghargaan kepada orang lain, (9) Membuat daftar ungkapan terima kasih setiap hari, dan (10) Membiasakan mandiri dalam berbagai hal.

Berpikir positif merupakan suatu karakter, yang membutuhkan proses panjang untuk menjadi. Untuk itu perlu pembiasaan, bagaimana berpikir positif secara reflek, sehingga mudah dilakukan untuk setiap saatnya. Sebaliknya menjauhi berpikir negatif yang tidak sehat dan tidak menguntungksn bagi diri kita, sehingga tidak mudah melakukannya, bahkan ada guilty feeling pada diri kita. Jika ber-positive thinking menjadi kebiasaan kita, insya Allah kita bisa terhindar dari konflik yang tidak perlu. Semoga kita selalu dalam bimbingan-Nya. Bagaimana menurut sahabat? (*)

*) Penulis adalah Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Periode 2009-2017, anggota Mustasyar PW Nahdlatul Ulama (NU) DIY, Pengurus ICMI Pusat.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES