Peristiwa Daerah

Gati Wibawaningsih Rangkul Santri di Probolinggo Menuju Era Indutri 4.0

Selasa, 23 Juli 2019 - 14:24 | 67.99k
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih, saat di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. (FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih, saat di Ponpes Nurul Jadid, Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. (FOTO: Dicko W/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) merangkul para santri dan mahasiswa Universitas Nurul Jadid (Unuja) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, untuk menumbuhkembangkan wirausaha baru, menuju era industri 4.0.

Selasa (23/7/2019) di aula Ponpes Nurul Jadid, para santri dan mahasiswa mendapat bimbingan teknis wirausaha baru, dengan tema “Santri Milenial di Era Perkembangan Teknologi Industri”. Melalui program wira usaha baru (WUB) santri berindustri.

“Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para santripreneur, dalam menghadapi era industri digital, serta agar mampu memanfaatkan perkembangan teknologi digital terkini,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih, saat mengahdiri acara tersebut.

Menurut Gati, santri masa kini dituntut untuk tidak hanya mendalami ilmu agama, tetapi juga melek terhadap perkembangan teknologi digital. Apalagi menghadapi era industri 4.0. pihaknya meyakini, pondok pesantren juga dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri 4.0 di Indonesia.

“Selain dikenal menjadi tempat untuk menempa para santri yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur, ulet, jujur, dan pekerja keras. Pondok pesantren juga memiliki potensi pemberdayaan ekonomi, karena sudah banyak pondok pesantren yang mendirikan koperasi serta mengembangkan berbagai unit bisnis.

Seluruh potensi ini merupakan modal yang cukup kuat dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Program santripreneur oleh Ditjen IKMA, telah dilaksanakan sejak  tahun 2013, hingga triwulan II 2019, program initelah membina sebanyak 32 pondokpesantren di lima Provinsi di Indonesia.

“Cakupan ruang lingkup pembinaan kami diantaranya, pelatihan produksi dan bantuan mesin atau peralatan di bidang olahan pangan dan minuman (roti dan kopi), perbengkelan roda dua, kerajinan boneka dan kain perca, konveksi busana muslim dan seragam, daur ulang sampah, produksi pupuk organik cair serta pendampingan SNI garam beryodium. Dari itu kami merangkul santri Menuju Era Indutri 4.0,” tambah Gati

Sementara iu, Ketua Yayasan Ponpes Nurul Jadid, KH. Abdul Hamid mengungkapkan, pelaksanaan program santripreneur ini dapat menambah kegiatan positif bagi para santri di lingkungan pondok. Selainitu, melalui usahanya nanti, para santri berguna bagi masyarakat menumbuhkan perekonomian daerah setempat, seperti penyerapan tenaga kerja.

“Kami sangat bangga dengan program yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) ini. Kami bangga dan mengapresiasi sekali atas program menuju era indutri 4.0. Sekali lagi terima kasih,” kata pria yang disapa Ra Hamid, di Ponpes Nurul Jadid, Paiton Probolinggo ini.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES