Peristiwa Daerah

Pangeran Keraton Yogyakarta GBPH Cakraningrat Tutup Usia

Senin, 22 Juli 2019 - 20:17 | 872.66k
Sejumlah tokoh melayat di Ndalem Prabukusuman, Senin (22/7/2019). (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)
Sejumlah tokoh melayat di Ndalem Prabukusuman, Senin (22/7/2019). (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pangeran Keraton Yogyakarta Gusti Bendara Pangeran Hario Cakraningrat (GBPH Cakraningrat) meninggal dunia, Minggu (21/7/2019) pukul 20.38 WIB.

Putera kedua dari istri ketiga Raja Keraton Sri Sultan HB IX, Kanjeng Raden Ayu Ciptomurti ini meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng, Jakarta Pusat karena penyakit komplikasi yang dialami dua tahun terakhir.

Melayat-2.jpg

Cakraningrat meninggal diusia 59 tahun. Jenazah sang Pangeran tiba di Yogyakarta dengan ambulan dan disemayamkan di Ndalem Prabukusuman, Senin (22/7/2019).

Sebelum dimakamkan di Makam Kerabat Keraton Yogyakarta di Kotagede, sejumlah tokoh memberi penghormatan terakhir pada almarhum Cakraningrat, yang terakhir kali menjabat sebagai Penghageng Danarto Pura (bidang keuangan) Keraton Yogyakarta itu.

Tampak diantaranya Raja Pura Pakualaman Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario yang juga Wakil Gubernur DIY, Pakualam X. Serta sejumlah pangeran keturunan Sultan HB IX lain dan juga pejabat pemerintah DIY. 

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X atau keluarganya tak tampak hingga jenazah diberangkatkan untuk dishalatkan ke Masjid Kauman dan dimakamkan di Kotagede.

"Almarhum semasa hidup orang yang saklek (keras atau kaku), semua sesuai aturan berlaku," kata adik tiri Sri Sultan HB X, GBPH Yudhaningrat di sela melayat. 

Melayat-3.jpg

Yudha mengatakan, sejak dua tahun silam Cakraningrat yang semasa kecil hingga tua hidupnya dihabiskan di Jakarta, memilih mengundurkan diri Penghageng Danarto Pura Keraton Yogyakarta. "Kemudian beliau sakit sakitan, sempat dirawat di Singapura hingga pindah dirawat di Jakarta," terang GBPH Yudhaningrat.

Keluarga keraton yang juga cucu Sultan Hamengku Buwono VIII, Kanjeng Raden Tumenggung Jatiningrat alias Romo Tirun mengenang Cakraningrat merupakan sosok yang low profile. Namun kadang juga gampang emosi jika melihat sesuatu yang menurutnya berjalan tidak benar.

Almarhum Cakraningrat yang pernah menangani bidang keuangan Keraton, lanjut Romo Tirun, termasuk orang paling getol menyoroti dana keistimewaan.

"Beliau selalu mengingatkan, dana keistimewaan itu uang rakyat, harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat," ujar Romo Tirun yang mengagumi sosok almarhum GBPH Cakraningrat selalu membela kepentingan rakyat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES