Peristiwa Daerah

KPA Sragen Ajak Masyarakat Kikis Diskriminasi pada Jenazah ODHA

Senin, 22 Juli 2019 - 18:26 | 47.61k
Peserta menerima pemaparan soal ODHA. (Foto: Mukhtarul Hafidh/TIMES Indonesia)
Peserta menerima pemaparan soal ODHA. (Foto: Mukhtarul Hafidh/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SRAGEN – Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Sragen (KPA Sragen) berusaha mengikis diskriminasi orang yang terjangkit HIV/AIDS (ODHA). Bahkan dalam pemulasaraan, jenazah ODHA, juga kerap dijauhi warga.

KPA Sragen bekerja sama dengan RSUD dr Suhadi Prijonegoro Sragen mengajak ODHA dan Orang yang Hidup bersama ODHA (OHIDA) memberikan bimbingan terkait pemulasaraan jenazah di Pemkab Sragen. Selain untuk sosialisasi HIV AIDS pada ODHA dan OHIDA, juga mengikis stigma dan diskriminasi kepada jenazah ODHA.

Sekretaris KPA Sragen Suharyoto menjelaskan pihaknya memberi teori dan praktik pemulasaraan jenazah ODHA. Dia menjelaskan secara teori, pada ODHA tidak sama seperti jenazah biasa. ”Dalam prakteknya perlu menggunakan pelindung tubuh, menggunakan cholrine, dan cara membungkusnya berbeda,” terangnya.

Dia mengundang ODHA dan OHIDA agar mereka mengerti dan tidak merasa terdiskriminasi. Karena secara teknis memang beda.

”Kalau masyarakat sudah, kita sudah semua modin di Sragen, puskemas sudah, tokoh agama juga. Lha ini OHIDA juga perlu. Jadi dijelaskan bukan diskriminasi, namun tata caranya memang begitu,” bebernya.

KPA menyampaikan untuk petugas pemulasaraan jenazah ODHA perlu mengenakan pelindung tubuh. Bukan karena kekhawatiran tertular HIV/AIDS, namun justru penyakit turunannya. ”Kalau virusnya juga ikut mati setelah 4 jam ODHA meninggal dunia. Namun yang perlu diwaspadai justru penyakit yang mengikuti, misalnya TBC atau yang lain,” tuturnya.

Pihaknya menyampaikan saat ini memang belum tersosialisasi 100 persen soal ODHA pada masyarakat. Oleh sebab itu butuh pihak lain termasuk tokoh agama yang bisa menyampaikan ke warga.

Sementara Koordinator Program KPA Sragen Wahyudi menyampaikan saat ini ada 1.118 kasus HIV AIDs di Sragen hingga bulan Juni 2019. Total ODHA yang meninggal dunia sebanyak 116 orang. ”Masalah kita pada masyarakat adalah pemahaman dasar soal HIV/AIDS ke semua lapisan masyarakat. Ini butuh dukungan semuanya,” tuturnya.

Dia menyampaikan tidak mungkin KPA Sragen sampai masuk ke tingkat RT untuk sosialisasi HIV/AIDS serta ODHA. Ini juga tugas semua sampai Desa dan RT. ”Juknis penggunaan Dana Desa sebenarnya sudah ada plot untuk sosialisasi soal HIV/Aids,” terangnya. (MG)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES