Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Berpikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah Matematik

Senin, 22 Juli 2019 - 09:17 | 351.86k
Abdul Halim Fathani, Pemerhatin Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
Abdul Halim Fathani, Pemerhatin Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang. (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGKEMAMPUAN berpikir kreatif bagi seorang peserta didik merupakan kompetensi yang sangat penting untuk dikuasai dan harus terus dikembangkan. Setiap individu peserta didik penting untuk memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kemampuan berpikir kreatif tersebut, seiring dengan perubahan zaman yang semakin kompleks saat ini. Perlu diketahui, berpikir kreatif merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill).

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Karena itu, pemikiran kreatif perlu dilatih agar anak mampu berpikir lancar (fluency) dan luwes (flexibility), mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan bebagai ide.

Dalam Principles and Standards for School Mathematics, NCTM (2000) disebutkan bahwa kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu dari lima kemampuan yang perlu dimiliki oleh peserta didik, di samping kemampuan penalaran, komunikasi, koneksi dan representasi. Jadi, perlu melihat kaitan antara kemampuan berpikir kreatif dengan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah matematik.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Kegiatan pembelajaran matematika, pada hakikatnya adalah kegiatan pemecahan masalah dan menghubungkan materi matematika yang sedang dipelajari dengan masalah-masalah yang ada (terjadi) dalam kehidupan sehari-hari serta menciptakan ide atau gagasan ‘baru’ dalam berbagai cara.

Hamidah, K., & Suherman (2016) berpendapat bahwa berpikir kreatif sangat diperlukan dalam pemecahan masalah matematika, sehingga untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif tersebut, maka guru perlu menganalisis kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu cara untuk mendorong kreativitas sebagai produk berpikir kreatif peserta didik. (Siswono, 2008).

Dalam ‘kesempatan’ lain, Siswono (2018:65) melalui bukunya ‘Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah’ mendeskripsikan gagasan Silver (1997) tentang indikator untuk menilai kemampuan berpikir kreatif peserta didik berbasis pemecahan masalah. Komponen berpikir kreatif yang dimaksud, meliputi: kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan.

Adapun indikator tersebut adalah, pertama, indikator pemecahan masalah dalam komponen kefasihan adalah peserta didik mampu menyelesaikan masalah dengan bermacam-macam interpretasi, metode penyelesaian atau jawaban masalah. Kedua, indikator pemecahan masalah dalam komponen fleksibilitas adalah peserta didik mampu memecahkan masalah dalam satu cara, kemudian dengan menggunakan cara lain, serta peserta didik memiliki kemampuan untuk mendiskusikan berbagai metode penyelesaian. Ketiga, indikator pemecahan masalah dala komponen kebaruan adalah peserta didik mampu memeriksa beberapa metode penyelesaian atau jawaban, kemudian membuat lainnya berbeda.

Uraian di atas menegaskan bahwa terdapat hubungan antara pemecahan masalah matematik dengan tingkat kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Hong (2014:215) menekankan bahwa berpikir kreatif dapat diajarkan dan dikembangkan, dimulai dengan kesadaran berpikir kreatif dan mengarah ke aplikasi kebiasaan berpikir kreatif. Walhasil, peserta didik yang mencoba menyelesaikan masalah matematika yang dihadapi merupakan salah satu proses yang dapat dijadikan sebagai ‘wasilah’ dalam pengembangan kemampuan berpikir kreatif.

Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Izzati (2009), ialah seseorang yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif tidak hanya mampu memecahkan masalah-masalah non rutin, tetapi juga mampu melihat berbagai alternatif dari pemecahan masalah itu. Kemampuan berpikir kreatif merupakan bagian yang sangat penting untuk kesuksesan dalam pemecahan masalah.

Selaras dengan ini, Turmudi (2009) menegaskan bahwa dengan menggunakan pemecahan masalah matematik, peserta didik dapat mengenal cara berpikir, kebiasaan untuk tekun, keingintahuan yang tinggi, serta percaya diri dalam situasi yang tidak biasa, yang akan melayani mereka (para siswa) secara baik di luar kelas matematika.

Dengan demikian, perlu disadari bahwa kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemecahan masalah sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Melalui pembelajaran matematika yang memperhatikan kemmapuan peserta didik dalam kemmapuan berpikir kreatif dan pemecahan masalah matematik diharapkan dapat membekali peserta dapat mengaplikasikan kedua kemampuan tersebut dalam mencari jawaban atas segala permasalahan yang terjadi dalam kehidupan riil.*

*Penulis, Abdul Halim Fathani, Pemerhatin Pendidikan dan Dosen Pendidikan Matematika Universitas Islam Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES