Peristiwa Daerah

Warga Madura Rayakan "Pesta Kuburan" di Asta Bhuju' Gubang

Sabtu, 20 Juli 2019 - 15:18 | 84.97k
Nasi Rasol dalam tradisi nyader masyarakat Sumenep atau pesta kuburan baru dibuka dan dimakan usai pembacaan yasin dan tahlil di Asta Bhuju' Gubang. (Foto: Ash. Qusyairi Nurullah/TIMES Indonesia)
Nasi Rasol dalam tradisi nyader masyarakat Sumenep atau pesta kuburan baru dibuka dan dimakan usai pembacaan yasin dan tahlil di Asta Bhuju' Gubang. (Foto: Ash. Qusyairi Nurullah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Setiap tahun, masyarakat Sumenep yang tinggal di Kecamatan Kalianget dan Saronggi merayakan "Pesta Kuburan" di Asta Bhuju' Gubang, Kecamatan Saronggi, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Dalam kamus kebudayaan masyarakat Madura, "Pesta Kuburan" itu di kenal dengan tradisi Nyadher. Sebuah ritual penghormatan terhadap lelulur bernama Pangeran Anggosuto, yang diyakini sebagai dewa penyelamat di sebagian kecil warga Madura yang tinggal di dua kecamatan tersebut.

"Pesta Bhuju' atau Kuburan. Tiap tahun ada bahkan mendekati wajib bagi kami," kata Syamsuri, warga Pinggir Papas Kecamatan Kalianget, Sumenep, Sabtu(20/7/2019).

Menurut Syamsuri, pangeran Anggosuto adalah tokoh yang dikenal sakti mandraguna di daerahnya. Cerita turun temurun dari para leluhurnya,  pangeran Anggosuto adalah orang pertama yang menemukan bahwa air laut di daerah pinggir papas bisa diubah menjadi garam.

Silsilah pengetahuan para petambak garam di daerahnya pun berujung pada pangeran Anggosuto yang makamnya terletak di Asta Bhuju' Gubang.

"Makanya perayaannya pasti diletakkan pada musim garam. Karena asal usul pengetahuan tentang garam menurut cerita nenek saya berasal dari pengarena Anggosuto," imbuhnya.

Syamsuri menambahkan, warga Sumenep yang merayakan pesta kuburan itu merupakan warga Karang Anyar dan Pinggir Papas di Kecamatan Kalianget. Sebagian warga Marengan, Kalianget, dan masyarakat Saronggi yang masih keturunan dua desa di atas juga ikut merayakannya.

Dinamakan pesta kuburan atau nyadher karena masyarakat membawa makanan yang dikenal dengan nasi rasol ke tempat pasarenan Pangenan Anggosuto di Desa Kebun Dadap. Makanan tersebut ditutup dengan ranjang jerami yang dibuka setelah pemimpin agama selesai melaksanakan pembacaan Surat Yasin dan Tahlil untuk para leluhur di Bhuju' Gubang terlebih untuk pangeran Anggosuto.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Madura

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES