Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (Unisma). (Grafis: TIMES Indonesia)
Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (Unisma). (Grafis: TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Banyak peneliti Indonesia menyimpulkan bahwa minat baca orang Indonesia masih tergolong rendah. Hasil penelitian ini mengisyaratkan bahwa membaca belum menjadi kebutuhan warga Indonesia. Ada hal lain yang lebih disenangi daripada membaca. Dampaknya selain tidak semangatnya dunia tulis menulis karena ditimbulkan tidak bergairahnya kegiatan membaca, kemampuan literasi orang Indonesia menjadi persoalan tersendiri.

Usaha pemerintah untuk meningkatkan kebiasaan membaca telah dilakukan dari banyak hal. Salah satunya adalah pemberlakukan kegiatan literasi di sekolah-sekolah. Siswa bersama guru wajib membaca apa saja sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan minat membaca siswa. Siswa atau peserta didik adalah harapan meriubah rendahnya minat baca orang Indonesia. Dengan demikian generasi berikutnya dapat merubah potret orang Indonesia yang katanya rendah minat bacanya tersebut.

Membaca adalah aktivitas yang sangat positif. Membuang waktu tanpa melakukan kegiatan membaca rasanya sangat rugi. Dari pada melakukan aktivitas lainnya seperti main game, chating di media sosial, atau berdiam diri tanpa melakukan apapun, membaca adalah pilihan terbaik yang bisa dilakukan. Karena banyak hal yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca ini.

Membaca akan menjaga otak kita tetap berfikir. Otak kita harus diasah agar tidak cepat tua dan aus. Seperti halnya mesin, otak kita harus di refresh setiap hati dengan nutrisi yang cukup. Selain asupan makanan yang cukup bacaan adalah nutrisi yang sangat bagus untuk merefresh otak kita. Sangat rugi jika otak kita dibiarkan tua begitu saja tanpa ada nutrisi yang masuk.

Jika kita sholat maka aliran darah ketika sujud akan mengalir ke otak. Itu adalah nutrisi spiritualitas yang bagus, sehingga orang yang biasa sujud akan tenang hidupnya, tidak gampang stress, dan menjadi orang yang sabar. Membaca adalah aktivitas dimana kita bisa menjaga otak agar terus bekerja dan berfikir. Karena otak memang dibuat untuk manusia berfikir.

Selain itu membaca adalah menambah informasi. Informasi yang muncul setiap hari ini tanpa batas. Terlebih di era teknologi informasi seperti hari ini. Setiap orang mampu menciptakan informasi apapun. Kemampuan membaca yang baik sebagai hasil dari kebiasaan membaca akan mampu menyaring informasi yang baik dan tidak, benar dan tidak, dan sebagainya. Jika tidak maka kita akan terjebak pada informasi yang tidak bertanggungjawab seperti halnya hoax.

Membaca adalah aktivitas menyenangkan. Banyak orang membaca tapi cepat mengantuk karena belum melihat kesenangan dari membaca itu sendiri. Membaca adalah media berselancar kemanapun dengan tetap tinggal ditempat. Inilah kenikmatan membaca.

Tidak kalah pentingnya adalah membaca adalah perintah agama. Nabi Muhammad diutus untuk memperbaiki akhlak manusia, dan bekal yang Allah berikan adalah membaca. Bacalah dengan menyebut nama Allah yang telah menciptakanmu. Membaca adalah perintah yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad. Sungguh ada maksud dibalik perintah itu.

Jika kemudian kita mengaku sebagai umat Nabi Muhammad, akankah kita meninggalkan dari kegiatan membaca?

 

*) Penulis: Muhammad Yunus. Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang (Unisma)  

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES