Pendidikan

Dosen TP UWM Yogyakarta Buatkan Toko Online untuk Petani Kopi Menoreh Kulon Progo

Sabtu, 20 Juli 2019 - 08:13 | 123.71k
Dosen Prodi Teknologi Pertanian (TP) UWM, Masrukan ketika melakukan sosialisasi bersama  kelompok petani kopi Lereng Menoreh Kulon Progo. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)
Dosen Prodi Teknologi Pertanian (TP) UWM, Masrukan ketika melakukan sosialisasi bersama  kelompok petani kopi Lereng Menoreh Kulon Progo. (FOTO: Istimewa/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAUniveristas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta merasa prihatin atas kegelisahan petani kopi di kawasan Lereng Menoreh, Samigaluh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sulit memasarkan produk kopinya. Sebagai wujud kepedulian, Program Studi Teknologi Pertanian (TP) UWM Yogyakarta meluncurkan website www.kopilemon.com.

Dengan adanya toko online ini, kini masalah yang dialami para petani kopi bisa teratasi. Sebab, di toko online tersebut para petani di Madigondo, Sidoharjo, Samigaluh dapat melakukan penjualan kopi ke seluruh penjuru dunia.

Inovator toko online itu adalah Dosen Prodi Teknologi Pertanian (TP) UWM Yogyakarta.  Melalui website, kopilemon.com, yang dibuatnya, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Industri Kopimoka Menoreh, dapat mempromosikan sekaligus menjual olahan kopi mereka secara online.

“Kopilemon merupakan akronim dari kopi Lereng Menorah,” kata Masrukan dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Sabtu (20/7/2019).

Masrukan berharap, dengan adanya toko online tersebut petani Lereng Menoreh dapat bersaing dengan dengan petani di daerah lain dan dapat menembus pasar internasional. Sebab, produksi maupun olahan kopi di Madigondo memiliki potensi tinggi.

Tak hanya melakuan terobosan dalam bidang pemasaran, Masrukan telah memberikan penyuluhan terkait cara produksi olahan kopi bubuk dengan cara yang baik dan benar serta mendorong para petani memanfaatkan kulit kopi sebagai teh cascara.

“Jika selama ini kulit kopi hanya dimanfaatkan petani sebagai pupuk, maupun pakan ternak. Padahal, dengan sedikit proses sederhana, kulit kopi bisa dijadikan teh cascara yang memiliki nilai jual lebih tinggi,” terang Masrukan.

Dosen Prodi Sosiologi UWM Yogyakarta, Fahmi Rafika Perdana mendorong kelompok petani kopi setempat menjadi masyarakat berdaya. “Petani harus percaya diri bahwa kopinya dapat menembus pasar nasional dan internasional,” terang Rafika.

Ahli penyulingan UWM Yogyakarta, Ahmad Safarudin mengatakan, prospek bisnis penyulingan sejumlah produk pertanian masih terbuka lebar. “Petani harus berani berinovasi agar dapat bersaing di pasaran,” jelas Safarudin.

Penggiat Kelompok Tani Industri Kopimoka Menoreh, Marwiyah mengaku apa yang dilakukan oleh Dosen Teknologi Pertanian (TP) UWM Yogyakarta sangat bermanfaat bagi pengembangan kopi lereng menoreh.

“Terimakasih kepada dosen TP UWM Yogyakarta yang telah membuatkan toko online. Sosialisasi dan bantuan toko online ini sangat bermanfaat bagi para petani kopi Lereng Menoreh Kulon Progo,” kata Marwiyah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES