Harga Garam Anjlok, Petani Garam di Pamekasan Minta Pemerintah Stop Impor
TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Petani garam di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan meminta kepada pemerintah untuk tidak kembali mengimpor garam. Pasalnya, stok garam di Madura masih banyak, Jumat (19/7/2019).
Anam (25) Desa Lembung, Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan, menyampaikan bahwa semenjak harga garam anjlok petani garam sekarang banyak mengalami kerugian.
Upaya mengatasi hal itu, menurut Anam sangat setuju apabila pemerintah bersikap tegas untuk tidak lagi mendatangkan garam impor.
"Dengan itu maka kami yakin garam lokal akan semakin berharga sehingga petani garam tidak mengalami kerugian," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pemkab Pamekasan, Nurul Widiastuti mengatakan bahwa harga garam Rp 400 hingga Rp 300 rupiah per kilo gram.
"Hal itu disebabkan karena banyak sekali garam impor yang sampai tembus kurang lebih 4 juta ton garam impor, sehingga stok garam lokal yang tahun 2018 masih tersisa banyak," ungkap Nurul.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penyerapan garam lokal kepada masyarakat juga sedikit, otomatis karena tidak ada permintaan maka harga garam lokal sangat rendah sekali.
"Tugas atau wewenang kami hanya mendorong petani garam untuk membuat garam yang berkualitas itu saja, kalau tata niaga garam itu tugas dinas perdagangan," tegasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Madura |