Gaya Hidup

Desainer Muda Angkat Budaya Daerah dalam Banyuwangi Fashion Festival 2019

Jumat, 19 Juli 2019 - 08:22 | 133.91k
Kemeriahan Banyuwangi Fashion Festival 2019. (Foto : Roghib Mabrur/Times Indonesia)
Kemeriahan Banyuwangi Fashion Festival 2019. (Foto : Roghib Mabrur/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Para desianer muda angkat busana daerah dalam Banyuwangi Fashion Festival (BFF). Sebanyak 11 desainer fashion daerah menampilkan 80 koleksi busananya yang menawan bertema tradisi lokal di panggung Gedung Seni  Budaya, Rabu malam, tanggal 17 Juli 2019 kemarin.

Ajang BFF kali ini melibatkan sebelas desainer lokal yang tergabung dalam Komunitas Designer Banyuwangi (KDB). Ada Sanet Sabintang, Olis, Isyam Syamsi, Eko P, Amuzaki, Setya, Ridho, dan Rizkyesa. Ada juga Nirmala, Esy, Ocha, dan Almira.

Banyuwangi-Fashion.jpg

Yang menarik dari event ini, para perancang ini sepakat mengangkat rancangan dengan  tema pesona seni budaya Banyuwangi. Muncullah busana dengan tema Mystic of Gandrung Banyuwangi, Jaripah, Panjer Keling, the Secret of Jaran Goyang, Barong Sunar Udara, hingga Janger Banyuwangi.

Seperti disajikan desainer Ridho dari Batik Sisik Melik yang mengangkat tema “Puter Kayun”, sebuah tradisi napak tilas warga Boyolangu menaiki delman dari Boyolangu menuju Watu Dodol. Kekhasan budaya itulah yang diangkat Ridho dan diwujudkan dalam delapan busana Men’s Wear-nya.

Dalam rancangannya, Ridho banyak menggunakan kain katun dengan jenis “swade” warna coklat, yang diidentikkan dengan kuda. Tali-tali yang banyak dimunculkan di busananya diibaratkan tali delman yang mengikat kuda.

“Saya tertarik mengangkat Puter Kayun untuk saya implementasikan di koleksi saya. Kuda yang identik dengan kegagahan, menurut saya cocok untuk koleksi busana pria ini. Sebelumnya, saya juga riset sedikit tentang Puter Kayun itu,” kata Ridho, Kamis (19/07/2019).

Banyuwangi-Fashion-2.jpg

Selain itu juga ada Almira yang mengangkat tema Kuntulan. Kuntulan yang berakar dari tradisi Islami warga Banyuwangi ini diterjemahkan Almira dalam balutan busana muslim  hijab yang anggun, namun menampakkan ketegasan. Koleksinya yang diberi nama "evening gown" ini ditampilkan dengan nuansa putih dan soft purple.

Ratusan penonton yang memadati acara semalam mengaku puas dengan koleksi yang ditampilkan para desainer lokal. Mereka mengaku bangga dengan kualitas desainer Banyuwangi yang kian menunjukkan eksistensi karyanya. 

Seperti yang disampaikan oleh Ipuk Fiestiandani, istri Bupati banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Dani, panggilan akrabnya menyatakan sangat mengapresiasi karya para desainer Banywuangi. Menurut dia, kian tahun kualitas desain para desainer lokal ini terus meningkat.

“Kualitas desainnya terus meningkat. Kami melihat ada peningkatan dari tahun ke tahun. Alhamdulillah, panggung yang dibuat pemkab rutin setiap tahun ini  akhirnya mampu memicu kreativitas desain fesyen para desainer daerah. Kami sebagai warga Banyuwangi sangat bangga. Garis desain, warna, dan stylenya sangat beragam dan meningkat kualitasnya,” puji Dani.

Banyuwangi-Fashion-3.jpg

BFF semalam semakin meriah dengan hadirnya artis nasional Vidi Aldiano. Vidi yang baru pertama datang di Banyuwangi mengaku senang dengan keramahan kota Banywuangi.

“Sejak turun dr bandara seneng disambut masyarakat yg ramah. Ternyata benar slogan ini, “Ayo datang ke Banyuwangi, anda pasti ingin kembali” Itu persis seperti yang saya rasakan sekarang. Saya akan kembali ke Banyuwangi bersama teman-teman treveller-ku untuk ke Kawah Ijen,” ucap Vidi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES