Sogan Batik Yogyakarta Produksi Batik Motif Sandal Nabi
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Batik telah ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Kini, Batik telah mengalami perkembangan yang pesat. Motif batik kini tak sekadar berupa dedauanan namun terus berkembang. Seperti inovasi batik dengan motif sandal nabi karya perajin Iffa Dewi.
Perajin dengan brand Sogan Batik yang tinggal di Rejondani, Sleman, Yogyakarta ini menggunakan bentuk sandal Nabi Muhammad SAW sebagai motif batik produksi unggulannya.
“Seseorang yang mengenakan pakaian dan mengerti maknanya maka busana yang dikenakan akan memberikan aura positif bagi dirinya,” kata Iffa kepada TIMES Indonesia, Kamis (18/7/2019).
Karena itu, Iffa mengangkat tema desain spiritual religius. Tak sekadar membantik, ia ingin menyiarkan syaiat islam dengan sesuai dengan kemampuannya.
“Semoga yang mengenakan pakaian batik motif sandal nabi ini dapat meniru sifat mulai kanjeng Nabi Muhammad SAW,” harap Ifffa.
Menurut Iffa, saat ini karya karya batik yang dibuatnya melalui Sogan Batik telah berkibar di berbagai negara. Bahkan, penggemar batik asal Australia sering memesan darinya.
“Saat ini saya fokus pada mengaplikasikan pengalaman spiritual dalam karya karya batik dan mendapat tanggapan yang sangat baik di dunia pasar industri batik serta para desainer baik di dalam dan diluar negeri,” terang Iffa.
Motif batik sandal nabi mendapat sambutan positif masyarakat. Hingga kini setidaknya sudah ada 1.000 potong yang terjual di pasaran. “Ada yang saya jual melalui toko dan media online,” terang Iffa.
Ia berharap, Sogan Batik dapat mewarnai fashion di Indonesia dan negara asing. Sebab, batik yang diproduksi Sogan Batik murni produksi lokal.
“Motif batik produksi Batik Sogan ingin menyampaikan pesan-pesan historis dan kearifan lokal yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Seperti batik motif sandal nabi ini,” papar Iffa Dewi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Yogyakarta |