TIMESINDONESIA, NGAWI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi mengalami kendala dana untuk mengatasi krisis air bersih di sejumlah desa. Dana bantuan yang diajukan ke Pemprov Jawa Timur untuk operasional distribusi air bersih di Ngawi hingga kini belum terealisasi.
Teguh Puryadi Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi mengungkapkan, sedikitnya ada 45 desa rawan kekeringan pada musim kemarau 2019 ini. Jika kemarau belum berakhir hingga akhir Juli, kemungkinan jumlah desa yang mengalami kekeringan akan meningkat.
“Kami masih menunggu bantuan dana dari pemprov Jatim yang hingga kini belum turun,” ungkap Teguh, Rabu(17/7/2019).
Karena terkendala dana, Teguh mengaku belum bisa memenuhi seluruh permintaan air bersih dari desa-desa yang mengalami kekeringan. Setiap ada permintaan air bersih, ada tim yang akan melakukan survei terlebih dahulu. Jika kondisi mendesak, BPBD baru menyuplai air bersih.
“Dengan keterbatasan dana, BPBD memanfaatkan sumur yang berada di kantor untuk memenuhi kebutuhan permintaan air bersih," kata Teguh.
Meskipun terkendala anggaran, BPBD Ngawi berupaya memenuhi permintaan masyarakat di desa yang mengalami krisis air bersih. Tidak hanya untuk konsumsi saja tetapi juga kepentingan umum. Misalnya, pengiriman air bersih ke Desa Kiyonten dan Desa Tawun Kecamatan Kasreman untuk masjid. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |