Peristiwa Daerah

Harkopnas ke-72 di Lamongan, Suguhkan Membatik Massal 72 Meter

Rabu, 17 Juli 2019 - 15:17 | 54.31k
Seorang pembatik tengah serius menggoreskan canting di kain sepanjang 72 meter, saat peringatan Harkopnas ke-72 di terminal-pelabuhan ASDP Paciran, Rabu, (17/7/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)
Seorang pembatik tengah serius menggoreskan canting di kain sepanjang 72 meter, saat peringatan Harkopnas ke-72 di terminal-pelabuhan ASDP Paciran, Rabu, (17/7/2019). (FOTO: MFA Rohmatillah/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Selebrasi peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas ke-72) di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, dengan membatik massal sepanjang 72 meter, menjadi daya tarik tersendiri.

Membatik massal yang diidentikkan dengan angka 72 ini, sesuai dengan peringatan Hari Koperasi pada tahun 2019 ini. "Panjangnya 72 meter, dilakukan oleh 72 orang pembatik dan target selesai selama 72 jam," kata Mustar Sidiq, Instruktur batik, di terminal-pelabuhan ASDP Paciran, Rabu (17/7/2019).

Harkopnas-Lamongan-4.jpg

Menurut pria asal Pekalongan ini, motif batik yang digoreskan pada kain putih sepanjang 72 meter tersebut, motifnya berasal dari batik Sendang yang menjadi ciri khas Kabupaten Lamongan.

“Motif yang telah punah di Sendang dan reliefnya di dalam makam, usia relief 600 tahun, hampir 50 tahunan punah, saya temukan di usia 50 tahunan,” katanya. 

Lebih lanjut, Sidiq membeberkan, batik Sendang menjadi motif utama dengan motif wahyu temurun. Motif wahyu temurun, dikatakannya, menjadi ciri khas identitas seorang sunan maupun raja. 

“Ada pohon ayat (pohon kehidupan), ini motif kembang asli yang saya dapat dari makam Sendang, Paciran, ini lar atau semen gurdo, tanda berseminya kembali, kemudian ada mahkota gurdo, yang dijadikan gapura,” tuturnya membeberkan. 

Selain batik Sendang, sambung Sidiq, motif yang dituangkan dalam membatik massal ini juga merupakan kombinasikan batik Sendang dan ikon khas Lamongan, batik bandeng lele. 

“Bandeng lele itu ikon, makanya saya kombinasikan ikon dan ciri khas. Jadi kita kombinasikan sebagai motif fashion,” ujar Sidiq. 

Harkopnas-Lamongan-5.jpg

Ia menjelaskan, desain batik yang berasal dari Sendang dan beberapa dari Babat ini, diperlukan persiapan yang cukup panjang, mulai dari menyiapkan pembatik hingga mengkombinasikan motif batik.

“Persiapan kurang lebih 16 hari. Mulai batik reng reng (nglowongi), isen (di dalam daun) dan pewarnaan," kata Sidiq.

Misi mengusung motif batik Sendang, Sidiq mengaku, membatik massal di Harkopnas ini, membawa spirit religius. Pemilihan membatik massal karena Lamongan memang sedang gencar-gencarnya, memperbaiki kualitas batik Lamongan.

“Jadi saya sedang membangkitkan batik Lamongan itu dengan konsep wisata batik dan religi, spiritnya itu,” ujarnya. 

Hasil dari membatik massal ini, ditambahkan Sidiq, untuk sementara akan diabadikan di Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Lamongan. 

“75 meter ini untuk sementara diabadikan di dinas koperasi, kemudian akan dijadikan ikon Dinas Koperasi dan UKM,” katanya. Hasil dari membatik massal sepanjang 72 meter pada Harkopnas ke-72 ini juga akan dipamerkan di Grand City pada 7 Agustus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Lamongan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES