Peristiwa Daerah

BMKG: Pasca Gempa Bumi di Bali, Terjadi Sebelas Gempa Susulan

Selasa, 16 Juli 2019 - 14:10 | 146.02k
Bangunan di Banyuwiangi, Jawa Timur yang rusak akibat gempa bumi yang terjadi di perairan Nusa Dua Bali, Selasa (16/7/2019). (Foto : Rizki Alfian/TIMESIndonesia)
Bangunan di Banyuwiangi, Jawa Timur yang rusak akibat gempa bumi yang terjadi di perairan Nusa Dua Bali, Selasa (16/7/2019). (Foto : Rizki Alfian/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, hingga siang ini pukul 12.00 WIB, telah terjadi sebelas gempa bumi susulan (aftershock) pasca gempa tektonik yang mengguncang wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara pada Selasa (16/7/2019) pukul 07:18 WIB.

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan 11 kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitude terbesar M=3,5 dan magnitude terkecil M=2,4," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya.

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan Magnitudo (M) 6,0 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau berlokasi di laut pada jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, pada kedalaman 104 km.

BERITA TERKAIT: Gempa Berkekuatan 6.0 Guncang Nusa Dua Bali

Gempa dengan pusat di selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini, berdasarkan kedalaman hiposenternya, merupakan gempa bumi berkedalaman menengah diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. 

"Hasil analisis mekanisme gempa menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault)," jelas Rahmat.

Guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di sejumlah daerah di Jawa Timur, Bali, dan Lombok. BMKG juga melaporkan adanya  kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut berupa genteng berjatuhan di beberapa rumah/kantor dan sekolah. Ada pula atap rumah dan masjid yang roboh seperti di Banyuwangi. 

BMKG menyatakan, berdasarkan hasil pemodelan bahwa gempa bumi di Bali ini tidak berpotensi tsunami. Rahmat mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES