Pendidikan

Siswa SMAN 4 Pamekasan Sulap Limbah Botol Jadi Kulit Kursi Serta Meja

Senin, 15 Juli 2019 - 20:09 | 262.77k
Siswa SMAN 4 saat mengulah limbah botol menjadi kulit kursi dan Meja.(Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)
Siswa SMAN 4 saat mengulah limbah botol menjadi kulit kursi dan Meja.(Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Sekolah menengah atas negeri (SMAN 4 Pamekasan) berhasil memfungsikan sampah plastik anorganik menjadi bahan konstruksi seperti meja dan kursi. Senin (15/7/2019).

Ite Dano Cahyono, siswa SMAN 4 Pamekasan, menyampaikan bahwa pada umumnya sampah merupakan barang yang tidak berharga hingga dibuang sembarangan serta menjijikkan kerena dinilai kotor dan bau, namun dengan kreasi teman-teman sampah tersebut bisa dibuat meja dan kursi.

“Bahan-bahan yang kami gunakan dalam proses pembuatan kursi dan meja ini yakni, limbah plastik, botol plastik, ban bekas, kayu, paku, lakban dan kulit kursi serta meja,” ungkapnya.

Pantauan TIMES Indonesia, mereka lebih mentitik tekankan terhadap sampah plastik sebagai bahan dasarnya, karena berdasarkan survei sampah plastik sangat sulit atau tidak mudah hancur kecuali dibakar.

Plastik dan polystyrene (atau lebih dikenal dengan styrofoam) membutuhkan waktu yang panjang, sekitar 500-1000 tahun untuk dapat terurai. Hal ini membuatnya sering digolongkan menjadi bahan anorganik.

"Tentu cara menyulap sampah jadi rupiah atau duit yang dilakukan oleh teman-teman ini tidak sama dengan pesulap pada umumnya, tapi masih membutuhkan banyak tenaga dan waktu yang lumayan lama serta proses yang panjang,"ungkapnya.

Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa bagi orang yang tahu tentang lamanya sampah plastik untuk dapat terurai, mungkin kebingungan bagaimana caranya tambah hari sampah tersebut semakin menumpuk dan membutuhkan tempat khusus yang lumayan luas.

“Jadi satu-satunya cara mengantisipasi hal itu yaitu dengan memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang berharga serta diminati oleh banyak orang dan tidak lagi menjijikkan, tentu dengan kreasi-kreasi pengetahuan yang kita punya,” kata Ite Dano Cahyono, siswa SMAN 4 Pamekasan.

Dijelaskan lebih lanjut ia menjelaskan bahwa proses pembuatan ecobrick dari bahan limbah plastik, pertama mereka akan melakukan pemilihan mana sampah anorganik dan mana sampah organik.

Kedua mereka memasukkan limbah plastik ke botol plastik hingga penuh, ketiga merekan akan melakukan perekatan dari botol yang satu dengan lainnya dengan menggunakan lakban.

Keempat proses pengemasan, sebelum dilapisi oleh kulit kursi terlebih dahulu menggunakan kayu sebagai alat menyanggah.

“Palstik yang gunakan adalah sampah plastik hasil dari pungut sampah dan gerakan pungut sampah SMAN 4 Pamekasan, selain itu kami juga bermitra dengan komunitas TPA, dengan Disperindag, DLH dan Dinas Pendidikan Pemkab Pamekasan” jelas Ite Dano Cahyono.

Mereka melakukan itu dengan tujuan ingin mengimbaskan kepada sekolah-sekolah lain khususnya di Pamekasan dan di Indonesia pada umumnya agar menindaklanjuti sampah plastik agar tidak dibuang sembarangan dan mengolah kembali menjadi bahan kerajinan yang benilai ekonomis dan ekologis.

“Dalam satu setnya yang terdiri dari 4 kursi dan 1 meja, kami membutuhkan 40 botol plastik besar dan 9 botol plastik kecil yang sudah diisi limpah plastik, sementara waktu proses pembuatannya kurang lebih 3 minggu per 1 setnya” imbuhnya.

Selama ini mereka sudah bisa memproduksi 5 set dan itu semua sudah menjadi pesanan guru di sekolahnya, dinas dan masyarakat dengan harga 2.000.000 (4 kursi 1 meja) atau 1.200.000 (2 kursi 1 meja).

“Sejauh ini sistem pemasaran yang kami lakukan masih melalui web seperti WhatsApp, Facebook dan medsos lainnya,” ungkap Ite Dano Cahyono.

Terpisah, salah satu guru yang sekaligus pembina KIR di SMAN 4 Pamekasan, Nurul Kamariyah mengatakan, mereka memang anak-anak hebat yang punya inisiatif untuk merubah segala sesuatunya menjadi hal yang luar biasa.

“Kebiasaan yang diterapkan terhadap siswa yang ada di sekolah ini yaitu peduli lingkungan, yang salah satu buktinya kita bisa mendaur ulang sampah menjadi barang yang ekonomis,” ungkap Nurul.

Selain itu, pihak sekokah SMAN 4 Pamekasan juga memberikan kegiatan peduli lingkungan saat car free day di Arek Lancor Pamekasan setiap hari minggu. “Nah, disana banyak orang yang melakukan membuang sampah sembarangan, jadi anak-anak disana kami diberi tugas mengajak masyarakat untuk sadar buanglah sampah pada tempatnya,” pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Madura

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES